Sisi Positif Film Penyalin Cahaya -->

Header Menu

Sisi Positif Film Penyalin Cahaya

Jurnalkitaplus
16/12/25

Assalamu'alaikum Sobat Jkpers!

Kali ini aku mau share tentang "Pelajaran apa sih yang bisa kita ambil dari film Penyalin Cahaya?"
Sebagai penonton, kadang kita cuma ngeliat permukaan ceritanya aja. Tapi kalau ditarik lebih jauh, banyak banget hal penting yang bisa nyadarin kita—yang kadang nggak akan kita temui di buku, kelas, atau bahkan pengalaman orang lain.

Pasti dari judul dan konfliknya, kalian kepikiran, "Ah ini pasti tentang kekerasan kampus dan penyalahgunaan kekuasaan!"
Iya, benar. Tapi fokusku bukan cuma itu aja. Aku pengen ngeliat film ini dari sisi yang lebih luas—tentang kepercayaan, keberanian, lingkungan pertemanan, dan gimana seni bisa dipakai untuk hal baik maupun hal buruk.

Yang pertama, tokoh utamanya adalah mahasiswi berprestasi yang berasal dari keluarga kurang mampu. Dia datang dengan tekad kuat, harapan besar—tapi justru lingkungannya membuka pintu pada hal-hal yang nggak pernah ia bayangkan. Dari undangan pesta yang kelihatannya "biasa aja", sampai akhirnya ia kehilangan kendali setelah dipaksa minum dan tak sadarkan diri semalaman.
Dari sini aku belajar satu hal penting:
Jangan mudah menerima ajakan orang kalau kita belum benar-benar percaya sama mereka.
Karena di dunia nyata, orang yang tampak baik dari luar belum tentu punya niat yang baik di dalamnya. Banyak yang tersenyum, tapi menyimpan agenda terselubung.

Pelajaran berikutnya:
Meski apa yang terjadi bukan sepenuhnya salah korban, tetap ada bagian dari diri kita yang perlu waspada, menjaga batas, dan belajar berkata "tidak". Ceroboh sedikit, kadang dampaknya besar ke diri kita sendiri.

Tapi yang aku salut banget adalah keberanian tokoh utama.
Dia bisa aja diam, menerima, atau menghilang dari semua masalah. Tapi dia memilih jalan paling berat: mencari tahu kebenaran dan memperjuangkan keadilan, bukan cuma buat dirinya—tapi buat banyak korban lain yang selama ini dibungkam.
Hal ini ngajarin aku bahwa:
Jangan ragu jadi penggerak pertama. Keberanian satu orang bisa menyalakan keberanian orang lain.

Di sisi lain, film ini nunjukin bagaimana seni dan organisasi kampus yang seharusnya jadi wadah kreativitas, justru bisa dipelintir menjadi alat kekuasaan. Bukan seninya yang salah—tapi orang-orang yang menempatkan seni sebagai topeng untuk menyembunyikan penyalahgunaan wewenang.
Di sini aku belajar bahwa apapun bentuk ruangnya—seni, organisasi, komunitas—tetap butuh kontrol, transparansi, dan keberanian untuk bersuara.

Dan pelajaran yang paling terasa adalah soal keadilan yang seringkali berat sebelah. Korban harus membuktikan seribu hal, sementara pelaku berdiri di balik nama besar, relasi, dan kekuasaan.
Makanya…
jangan meremehkan suara seseorang. Kadang satu suara kecil bisa mengguncang struktur besar yang selama ini dibiarkan.

Akhirnya, yang ingin aku garis bawahi:
Hargai keberanian orang yang berani bersuara meski dirinya gemetar. Jangan anggap enteng proses orang lain—kamu nggak pernah tahu berapa besar ketakutan yang ia lawan.
Dan kalau kamu adalah orang yang melihat, tahu, atau menyaksikan suatu ketidakadilan…
Jangan tutup mata. Jangan jadi penonton pasif. Jadilah cahaya kecil untuk orang yang sedang berjuang mengumpulkan cahayanya sendiri.

Jadi, buat kamu yang sudah menonton Penyalin Cahaya, pelajaran apa yang paling nyantol di hati kamu?

FAI -32