Kafir itu bukan non islam, awas salah tafsir!! Menguak Makna Kafir dalam Perspektif Linguistik dan Agama -->

Header Menu

Kafir itu bukan non islam, awas salah tafsir!! Menguak Makna Kafir dalam Perspektif Linguistik dan Agama

Jurnalkitaplus
07/01/25



Dalam kajian linguistik, penting untuk memahami makna suatu kata berdasarkan asal-usul dan konteksnya. Salah satu kata yang sering disalahpahami adalah kata "kafir". Kata ini bukan berasal dari bahasa Indonesia, melainkan dari bahasa Arab, sehingga perlu kehati-hatian dalam meminjam dan menggunakan istilah dari bahasa lain, seperti "taqwa" dan "sabar".

 
Pengertian Kafir dalam Berbagai Perspektif

Secara umum, kata "kafir" dalam bahasa Arab bermakna "menutup" atau "menghapus". Berikut adalah beberapa penjelasan dari Al-Qur'an dan hadis mengenai makna kata ini:

1. QS. At-Tahrim: 8

"Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai."
Ayat ini menunjukkan bahwa kata "yukaffiro" (mengkafirkan) dapat bermakna menghapus dosa melalui taubat.

2. Hadis Nabi

"Kaadal faqru ayyakuuna kufron" (Kemiskinan mendekati kekufuran).
Hadis ini menjelaskan bahwa kemiskinan dapat mendorong seseorang pada tindakan buruk, seperti mencuri, akibat tekanan hidup. Jadi hadits terseut bukan berarti orang miskin itu dekat dengan kekufuran, dan apakah orang kaya jauh dari ke kufuran??

3. QS. Al-Hadid: 20

"Ketahuilah bahwa kehidupan dunia hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan, bermegah-megahan antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak-anak. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur."

Dalam ayat ini, petani disebut "kuffar" karena ia menutup benih di dalam tanah, menunjukkan makna harfiah dari "kafir".

4. QS. Al-Kafirun: 1-6

"Katakanlah, 'Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah. Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."

Ayat ini jelas menunjukkan konsep hidup berdampingan dengan mereka yang tidak seiman tanpa memaksakan keyakinan.

5. QS. Al-Baqarah: 105

"Orang-orang kafir dari kalangan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak menginginkan kebaikan diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Padahal Allah menentukan rahmat-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah memiliki karunia yang besar."

Dalam ayat ini, "kafir" merujuk pada mereka yang mempunyai sikap iri terhadap nikmat yang Allah berikan kepada manusia (ahli kitab).

6. QS. An-Nisa: 37

"(Yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, serta menyembunyikan karunia yang telah Allah berikan kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan azab yang menghinakan untuk orang-orang kafir."

Kekikiran dan menyuruh orang lain untuk kikir menunjukkan ketertutupan hati terhadap nikmat Allah.

7. QS. Ibrahim: 7

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.'"

Dalam ayat ini, "kufur" bermakna tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah.

8. QS. Al-Baqarah: 34

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, 'Sujudlah kamu kepada Adam,' maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia enggan dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir."

Ternyata hanya dari kesombongan Iblis yang merasa lebih baik dari Adam menunjukkan salah satu bentuk kekafiran.


Makna Substantif Kafir

Jika dianalisis, makna substantif dari kata "kafir" dalam Al-Qur'an adalah "ketertutupan", baik itu menutup hati, menolak kebenaran, atau mengingkari nikmat Allah. Marilah membuka wawasan dari kata kafir, kata kafi ini bahkan sudah go internasional, dalam bahasa Inggris, kata kafir atau maksudnya "cover" yang berarti "penutup" memiliki akar makna yang serupa. Pada akhirnya, memahami makna kata "kafir" membutuhkan pendekatan linguistik dan kontekstual agar tidak terjadi kesalahpahaman. Wallahu a'lam bish-shawab. ISF-28.