Revolusi Layanan Haji: Memahami Sistem Sirkah yang Kini Jadi Tumpuan -->

Header Menu

Revolusi Layanan Haji: Memahami Sistem Sirkah yang Kini Jadi Tumpuan

Jurnalkitaplus
20/05/25



JURNALKITAPLUS – Ibadah haji, rukun Islam kelima yang diidamkan setiap Muslim, kini mengalami transformasi signifikan dalam sistem pelayanannya. Sejak musim haji tahun 2023, jemaah haji Indonesia mulai merasakan dampak dari implementasi sistem sirkah, sebuah kebijakan baru yang digulirkan oleh Pemerintah Arab Saudi. Apa sebenarnya sistem sirkah ini dan bagaimana dampaknya terhadap pengalaman berhaji jutaan jemaah?


Dari Muassasah Tunggal ke Kemitraan Syarikah


Sebelumnya, layanan haji di Arab Saudi didominasi oleh lembaga tunggal yang dikenal sebagai Muassasah. Namun, dengan visi untuk meningkatkan kualitas dan diversifikasi layanan, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi kini membuka pintu lebar bagi perusahaan-perusahaan penyedia layanan swasta, yang dikenal sebagai syarikah. Sistem sirkah ini pada dasarnya adalah kemitraan atau kerja sama antara negara pengirim jemaah (dalam hal ini Indonesia) dengan syarikah-syarikah yang telah ditunjuk dan berlisensi di Arab Saudi.


Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama, secara aktif menjalin hubungan kerja sama dengan syarikah-syarikah ini untuk memastikan jemaah haji Indonesia mendapatkan fasilitas terbaik. Pada musim haji 2025, misalnya, Indonesia dikabarkan akan menggandeng delapan syarikah berbeda. Ini adalah langkah strategis untuk memperluas cakupan layanan dan menjamin ketersediaan fasilitas yang memadai bagi seluruh jemaah.


Apa Saja Tanggung Jawab Syarikah?


Syarikah memiliki peran sentral dalam memastikan kelancaran ibadah haji. Tanggung jawab mereka mencakup berbagai aspek krusial, di antaranya:


Akomodasi: Penyediaan penginapan yang layak di Makkah dan Madinah, memastikan jemaah memiliki tempat istirahat yang nyaman.


Transportasi: Mengatur seluruh kebutuhan transportasi, mulai dari perjalanan antar kota suci hingga pergerakan vital selama puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).


Konsumsi: Menjamin ketersediaan makanan dan minuman yang sehat dan higienis bagi jemaah sepanjang perjalanan ibadah.


Perlengkapan dan Logistik: Mengelola distribusi perlengkapan penting dan kebutuhan logistik lainnya untuk menunjang kenyamanan jemaah.


Bimbingan Manasik: Memberikan edukasi dan bimbingan terkait tata cara ibadah haji sesuai syariat.


Pelayanan Kesehatan: Menyediakan layanan kesehatan dasar dan tanggap darurat jika diperlukan.


Misi Peningkatan Kualitas dan Tantangan di Baliknya


Tujuan utama dari adopsi sistem sirkah ini adalah untuk meningkatkan kualitas layanan haji secara signifikan. Dengan melibatkan lebih banyak penyedia layanan profesional, diharapkan efisiensi dan standar pelayanan dapat terus ditingkatkan, terutama pada fase-fase krusial ibadah haji yang membutuhkan manajemen logistik yang sangat kompleks.


Namun, seperti setiap perubahan besar, implementasi sistem sirkah ini juga membawa tantangan tersendiri. Salah satu isu yang muncul adalah potensi terpisahnya rombongan atau bahkan pasangan suami istri karena perbedaan syarikah yang melayani mereka. Hal ini memerlukan koordinasi yang sangat kuat antara pemerintah Indonesia, petugas haji, dan syarikah-syarikah mitra untuk memastikan kenyamanan dan kelancaran jemaah. Sinergi yang baik antar semua pihak menjadi kunci untuk mengatasi kendala ini dan memaksimalkan manfaat dari sistem sirkah.


Dengan terus berbenah dan beradaptasi, diharapkan sistem sirkah ini dapat benar-benar mewujudkan impian jutaan Muslim untuk menunaikan ibadah haji dengan lebih aman, nyaman, dan khusyuk. (FG12)


Referensi :

Kemenag.go.id

detik

NU Online