Gunung Tangkuban Perahu terletak sekitar 20 km di utara Kota Bandung, Jawa Barat. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, dengan ketinggian mencapai 2.084 meter di atas permukaan laut.
Luas
Berdasarkan adendum Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.576/Menhut-II/2010, TWA Tangkuban Perahu memiliki luas sekitar 171,40 hektar. Dari luas tersebut, 10% dialokasikan untuk blok pemanfaatan yang dikelola oleh PT. Graha Rani Putra Persada³.
Aksesibilitas
TWA Tangkuban Perahu dapat diakses dengan mudah dari Kota Bandung, berjarak sekitar 30 km. Rute yang umum digunakan adalah melalui jalur Bandung-Ledeng-Lembang. Alternatif lain adalah melalui Dago dan Pagerwangi, yang berjarak sekitar 5 km dan melewati Pasar Lembang. Jalan menuju kawasan wisata ini sudah dalam kondisi baik, meskipun terdapat beberapa tikungan tajam dan curam.
Gunung Tangkuban Perahu menawarkan pemandangan alam yang sejuk dengan deretan kawah yang menjadi daya tarik utama. Suhu rata-rata harian di kawasan ini adalah sekitar 17°C pada siang hari dan 20°C pada malam hari.
Sejarah Erupsi
Kawah Ratu adalah salah satu kawah terbesar di Gunung Tangkuban Perahu, yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Gunung ini terkenal dengan bentuknya yang menyerupai perahu terbalik, yang juga menjadi asal-usul namanya. Sejarah erupsi Gunung Tangkuban Perahu telah tercatat sejak tahun 1829. Erupsi-erupsi besar lainnya terjadi pada tahun 1846, 1896, 1900, 1910, 1926, dan yang terbaru pada tahun 2019.
Erupsi tahun 2019 adalah salah satu yang paling signifikan dalam sejarah modern gunung ini. Pada 26 Juli 2019, erupsi terjadi selama 5 menit 30 detik, mengakibatkan penutupan sementara Taman Wisata Alam (TWA) Tangkuban Perahu. Erupsi ini menghasilkan hujan abu dan batu dari Kawah Ratu dan Kawah Domas, dua dari sembilan kawah yang ada di sekitar gunung.
Proses Pembentukan Kawah
Kawah Ratu terbentuk akibat aktivitas vulkanik yang intens di Gunung Tangkuban Perahu. Gunung ini merupakan gunung berapi tipe stratovolcano, yang berarti terbentuk dari lapisan-lapisan lava dan abu vulkanik yang mengeras. Proses pembentukan kawah dimulai dengan letusan-letusan yang mengeluarkan material vulkanik ke permukaan. Material ini kemudian mengendap dan membentuk lapisan-lapisan baru di sekitar kawah.
Kawah Ratu sendiri adalah hasil dari serangkaian erupsi yang terjadi selama berabad-abad. Setiap erupsi membawa material baru ke permukaan, yang kemudian mengendap dan membentuk struktur kawah yang kita lihat hari ini. Selain itu, aktivitas fumarol (lubang di dasar gunung yang mengeluarkan gas) juga berperan dalam pembentukan kawah ini.
Legenda dan Nilai Budaya
Gunung Tangkuban Perahu juga dikenal karena legenda Sangkuriang, yang menceritakan tentang seorang pemuda yang mencoba membangun perahu dalam semalam sebagai syarat untuk menikahi ibunya sendiri, Dayang Sumbi. Ketika usahanya gagal, ia menendang perahu tersebut hingga terbalik dan menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
Dikutip dari jurnal.ugj.ac.id, Legenda Sangkuriang: Asal Tangkuban Perahu dalam Analisis Bahasa, Sutarsih, 2022:35S. Seorang ahli sejarah, Sutarsih, dalam analisisnya mengenai legenda Sangkuriang, menyatakan bahwa kisah ini adalah salah satu contoh folklore yang kaya akan nilai budaya dan moral. Menurutnya, legenda Sangkuriang tidak hanya berfungsi sebagai cerita hiburan, tetapi juga sebagai alat untuk menjelaskan fenomena alam, seperti bentuk Gunung Tangkuban Perahu yang menyerupai perahu terbalik.
Sutarsih menambahkan bahwa meskipun kisah ini mengandung banyak unsur mitos, ia tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya Jawa Barat. Cerita ini mengajarkan tentang konsekuensi dari tindakan dan pentingnya menghormati hubungan keluarga². Dengan demikian, legenda Sangkuriang tidak hanya menarik dari segi cerita, tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi generasi muda.
Saat ini harga tiket masuk TWA Tangkuban Perahu di kisaran Rp. 20.000-30.000 untuk wisatawan lokal, dan Rp. 200.000-300.000 untuk wisatawan mancanegara.
Sumber :
https://twatangkubanparahu.com/letak-luas-dan-aksebilitas/
jurnal.ugj.ac.id, Legenda Sangkuriang: Asal Tangkuban Perahu dalam Analisis Bahasa, Sutarsih, 2022:35