Anak Nakal Dikirim ke Barak? Dedi Mulyadi Bikin Terobosan, Komnas HAM Bilang: Eits, Pelan-Pelan, Bro! -->

Header Menu

Anak Nakal Dikirim ke Barak? Dedi Mulyadi Bikin Terobosan, Komnas HAM Bilang: Eits, Pelan-Pelan, Bro!

Jurnalkitaplus
08/05/25




Jawa Barat kembali viral, bukan karena cimol atau odading, tapi karena Gubernur Dedi Mulyadi yang punya ide nyentrik: anak-anak nakal dikirim ke barak militer! Bukan buat jadi tentara, tapi buat belajar disiplin, tanggung jawab, dan karakter. Ya, semacam pelatihan jadi manusia baik-baik versi ala tentara, gitu.

Pemerintah pusat ternyata nggak cuma nyimak, tapi malah mendukung gagasan ini. Kalau sukses, katanya bakal ditiru secara nasional. Tapi ya gitu, harus tetap sopan dan nggak main pukul. Menteri HAM, Pak Natalius Pigai, bilang ini oke-oke aja asal jangan pakai corporal punishment. "Jangan sampai anak-anak ini malah jadi korban pelatihan brutal. Tujuannya kan mendidik, bukan nyiksa," katanya sambil ngopi di konferensi pers.

Programnya juga nggak lama-lama, cuma 14 hari. Lebih sebentar dari masa PDKT yang digantungin. Tapi, semua kegiatan harus transparan. Jangan sampai anak-anak disuruh baris-berbaris tapi ujung-ujungnya malah disuruh cari sinyal Wi-Fi.

Tapi, nggak semua ikut tos-tosan. Ketua Komnas HAM, Bu Atnike, kasih kode keras: “TNI bukan tempat mendidik anak sipil, Bro!” Soalnya ini bisa jadi pelanggaran HAM, karena lembaga militer bukan lembaga pendidikan. Intinya, "lu pikir ini taman kanak-kanak militer?"

Sementara itu, pengamat pendidikan, Mbak Ina Liem, bilang, gaya militer itu bisa oke juga buat tanamkan rasa tanggung jawab dan teamwork. Tapi inget, kudu pakai cara-cara civil, jangan gaya sersan galak. "Disiplin itu penting, tapi jangan sampe anak trauma dan mimpi buruk tiap malam karena teriak 'siap komandan'," katanya.

Nah, bagian paling kritis datang dari pakar hukum pidana anak, Bang Ahmad Sofian. Dia bilang, "Wah, ini bisa tabrak UU Perlindungan Anak dan UU Peradilan Anak. Anak nakal itu bukan buat disikat, tapi dibina lewat jalur hukum yang manusiawi." Katanya, anak-anak itu juga korban sistem pendidikan yang terlalu ngejar ranking tapi lupa ngajarin cara hidup bener.

Belum lagi, Indonesia udah ratifikasi Konvensi Hak Anak. Jadi, menempatkan anak di barak militer tuh bisa dianggap bertentangan sama semangat internasional soal perlindungan anak. Intinya, jangan sampai niatnya ngelurusin malah bikin anak-anak makin bengkok karena trauma.

Mau dibahas di tongkrongan? Yuk, seruput dulu kopinya! ((FG12)