![]() |
illustrasi |
Kebenaran seringkali bersifat relatif, tidak selamanya bersifat mutlak. Dalam kajian linguistik, perbedaan bentuk dan penggunaan kata menuntut adanya pembakuan nama. Sebagai contoh, alat untuk minum sering disebut gelas, cangkir, atau mug. Beberapa istilah bahkan terkadang tidak memiliki arti yang jelas atau tetap, seperti istilah-istilah yang sering muncul dalam bahasa Indonesia yang berkembang secara lokal, misalnya nama "Darkem," "Darmikem," dan "Sarmikem," yang mungkin berarti "harus selalu mingkem."
Dalam bahasa Inggris, terdapat hubungan konsisten antara kata asal dengan penggunaannya. Sebagai contoh, kata rumah sakit dalam bahasa Inggris disebut hospital, yang berasal dari kata hospitality, yang berarti santun dan ramah. Dengan demikian, anak-anak yang diajak ke hospital mungkin merasa senang karena diasosiasikan dengan tempat yang santun dan ramah. Berbeda halnya dengan bahasa Arab, kata rumah sakit adalah musytasfa, yang mengacu pada sesuatu yang berkaitan dengan kesembuhan atau obat. Namun, di Indonesia, istilah rumah sakit tidak memiliki hubungan dengan kata dasar yang serupa. Hal ini membuat rumah sakit sering dianggap sebagai tempat berkumpulnya orang-orang sakit, sehingga banyak orang enggan ke sana.
Mengenai Tasawuf
Tasawuf memiliki berbagai pendapat tentang asal-usulnya. Ada yang berpendapat bahwa tasawuf berasal dari kata suuf (shod, wawu, fa), yang berarti bulu. Pendapat lain mengaitkan tasawuf dengan shuffah, yaitu sekelompok sahabat Nabi yang tinggal di dekat masjid dan menjalani hidup sederhana serta memprioritaskan ibadah kepada Allah. Selain itu, ada yang menyebut tasawuf berasal dari kata Yunani theosophy, yang berarti filsafat spiritual. Meski demikian, tasawuf tidak terbatas pada tradisi Islam saja, karena kesederhanaan dalam beribadah juga ditemukan dalam berbagai agama lain yang memiliki tradisi budaya masing-masing.
Kajian Bahasa Arab
Dalam bahasa Arab, kaum Muslim percaya bahwa kata Allahumma berarti "Ya Allah" dan digunakan untuk berdoa memanggil Tuhan. Namun, para ahli nahwu berhati-hati untuk memastikan keasliannya sebagai bahasa Arab. Dalam munada (kata panggilan) bahasa Arab, jika memanggil seseorang dari jarak dekat digunakan hamzah atau alif, sedangkan dari jarak jauh menggunakan yaa. Pertanyaannya, mengapa Allahumma menggunakan hamzah? Para ulama menjelaskan bahwa penambahan umma menunjukkan jarak tertentu. Namun, ada yang berpendapat bahwa kata Allahumma merupakan adopsi dari bahasa Ibrani allohem, yang berarti "wahai Tuhan," mengingat bahasa Ibrani lebih tua daripada bahasa Arab.
Pada akhirnya, kebenaran menjadi relatif, tergantung pada perspektif dan interpretasi individu yang memandangnya.
Ilmu pada Masa Nabi Muhammad
Di masa Nabi Muhammad, istilah seperti tasawuf, fiqih, tafsir, hadis, dan kalam belum berkembang seperti saat ini. Semua pengetahuan, baik umum maupun agama, hanya disebut ilmu tanpa label tertentu, karena cakupannya yang luas dan holistik. Sebagai contoh, Khalifah Harun al-Rasyid sangat mementingkan ilmu pengetahuan, yang memadukan kehidupan spiritual dan intelektual melalui pengajaran serta perdebatan. Kisah dalam kitab Al-Hikam karya Al-Junaidi menunjukkan pentingnya ilmu dan kesederhanaan dalam kehidupan para sufi.
Akhirnya, manusia menghadapi tantangan dari setan, diri sendiri, dan hawa nafsu yang dapat menghambat perjalanan spiritual menuju kebenaran dan kesucian. Namun, dengan tekad dan usaha, setiap individu dapat terus berkembang menuju martabat yang lebih tinggi. (ISF-28)