Lima orang dari Wali santri dan alumni Ma'had Al-Zaytun, Indramayu mengikuti podcast bertemakan "Pendidikan Sebagai Pilar Sebuah Negara" bersama Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang.
Podcast yang diunggah di YouTube oleh LognewsTV pada 12 Januari 2025 lalu menyoroti persoalan kesenjangan kualitas dunia akademis disusul kompleksnya dunia kerja.
Panji memberikan sambutan, "Saya ingin menyampaikan pada saudara-saudara bahwa perjuangan pemuda Indonesia untuk membentuk sebuah negara dan sebuah bangsa, untuk membentuk sebuah bahasa, tiga-tiganya telah tercapai."
"Bahasa Indonesia yang diperjuangkan oleh pemuda Indonesia dari tahun 1928 bulan 10 tanggal 28 mencapai apa yang dicita-citakan, yakni bahasa Indonesia masuk jajaran 10 besar untuk bahasa ilmu pengetahuan dan budaya, diakui oleh UNESCO (badan kebudayaan dan pendidikan dari PBB)," terang Panji.
"Karena itu perlu SDM yang mampu mempertahankan. Jangan sampai bahasa ini nanti semakin bertambah umur bangsa Indonesia bahasanya menurun, maka dibuatlah satu rencana jangka panjang mempersiapkan pendidikan yang berekosistem, tidak putus."
"Jangan menciptakan pendidikan unggulan sebab kalau pendidikan unggulan, ada yang tidak unggul, ada yang tercecer, maka Indonesia ini harus dididik setara tatkala kita mendidik setara bangsa ini, dididik semua, pasti ada yang unggul. Kalau kita menciptakan pendidikan unggul.. ada yang tidak terbawa dalam proses pendidikan."
Panji melanjutkan, "Maka supaya merata diciptakanlah dormitory (asrama) untuk anak didik. Semua bangsa masuk dalam pendidikan yang berdormitori artinya negara itu mengusahakan dengan sekuat tenaga anak didik bangsa Indonesia ini, peserta didik ini, terdidik semua minimal dari kelas 1 sampai kelas 12.. maka nanti sistem pendidikan itu ditangani bersama yakni guru, orang tua, pegawai sekolah, semuanya ikut diatur dengan seksama maka nanti orang tua atau wali santri wali murid yang anak kelas 1 sampai kelas 5 atau kelas 4 orang tua boleh mendampingi sekaligus orang tua bisa bersama-sama sekolah yang dormitori itu mempersiapkan persiapan konsumsi dan akomodasi sehingga orang tua pun terbawa.. bisa diatur sedemikian rupa."
"Nah kita bisa mengusulkan begini karena kita punya pengalaman pengalaman.. kemudian perkembangan zaman seperti sekarang dan besok pasti akan terus maju.. katakan kalau sistem sekarang anak didik hanya mampu belajar sehari itu 7 jam pelajaran kali katakan 45 menit, setelah itu tidak ada. Tapi kalau dormitory itu bisa didik selama 16 jam, 8 jam tidur. Selebihnya di asrama ada kegiatan pandu atau pramuka ada kegiatan olahraga ada kegiatan kursus-kursus untuk melengkapi kemahirannya, tentunya karena letaknya dalam kampus maka tidak memerlukan apa namanya.. transportasi yang khusus maka anak-anak itu nanti keperluannya dijamin artinya ditanggung oleh negara."
Panji optimis, "Kemudian karena kampusnya itu luas katakan satu kampus itu diberikan oleh negara 3.000 hektar, 1.000 hektar untuk keperluan pembelajaran artinya hanya 2.000 untuk praktikum apa saja entah itu pertanian entah itu perikanan entah itu peternakan entah itu pembuatan mesin-mesin yang diperlukan untuk pertanian, dan lain-lain. Karena di dalamnya nanti ada pendidikan umum dan pendidikan vokasi terjadilah nanti interaksi pendidikan yang seperti itu dan digabung dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar."
"Maka akan naik martabat bahasa Indonesia melalui anak yang terdidik di samping itu karena bahasa itu bisa mengkomunikasikan apa yang di dalam tanah air kita maka putra-putra yang terpelajar ini memberikan informasi pada dunia menggunakan bahasa Indonesia.. sekarang sudah tidak sulit bahasa Indonesia menjadi Arab tinggal klik bahasa Indonesia bahasa Jerman tinggal klik bahasa Indonesia bahasa Mandarin tinggal klik sudah bisa. Itulah kehebatan bahasa dan teknologi hari ini dan ini cara Kita menyambut nikmat besar yang diberikan pada bangsa Indonesia yakni bahasanya diakui oleh UNESCO." terangnya.
"UNESCO itu lembaga antarbangsa anak daripada PBB. Nah nanti saling lalu lintas diskusinya, silakan diatur ya," tutur Panji.
Pimpinan Ponpes terbesar se Asia Tenggara tersebut akui tentu membutuhkan biaya besar, oleh karena itu SDM (Sumber Daya Manusia) akan ditata sebagai simpanan yang paling besar. Sedangkan tabungan yang paling besar yaitu memberikan fasilitas pendidikan kepada SDM maka terjadilah nanti pendidikan internasional setting (pendidikan disetting internasional).
Podcast lebih lanjut membahas bagaimana pelaku didik menjadi pondasi pendidikan Republik Indonesia (RI), yang akan dibahas pada artikel selanjutnya dengan judul [BAGIAN 2] Kesejahteraan Guru Memengaruhi Kualitas Pendidikan. (ALR-26)