Antara Menikmati Hidup dan Bijak Mengelola Keuangan
Gaya hidup You Only Live Once (YOLO) yang identik dengan kesenangan dan pemenuhan keinginan sesaat, kini dihadapkan pada tantangan. Kenaikan harga, terutama di sektor pariwisata, membuat sebagian orang, terutama generasi Z, memutar otak untuk tetap dapat menikmati hidup tanpa mengorbankan kondisi keuangan.
Beberapa mahasiswa yang sedang berlibur di Situ Gunung, Sukabumi, mengakui bahwa kenaikan harga tiket masuk cukup membebani. Menurut pantauan jkp, harga tiket masuk semula Rp. 18.000/ wisatawan, naik menjadi Rp. 35.000/ wisatawan. Namun, mereka tetap mencari cara agar liburan tetap menyenangkan, misalnya dengan membawa bekal dan tidak menggunakan jasa pemandu wisata.
Fenomena ini menunjukkan bahwa generasi Z yang identik dengan YOLO mulai menyadari pentingnya bijak dalam mengelola keuangan. Mereka tetap mengutamakan pengalaman dan kebahagiaan, namun dengan mempertimbangkan kemampuan finansial.
Di sisi lain, ada juga yang memilih untuk memenuhi hasrat dan keinginannya, seperti melakukan olahraga ekstrem atau membeli perhiasan. Meskipun membutuhkan biaya yang tidak sedikit, mereka tetap mengutamakan kepuasan pribadi.
Gaya hidup YOLO yang cenderung konsumtif ini mulai diimbangi dengan konsep You Only Need Once (YONO) yang menekankan pada pemilihan dan penggunaan barang sesuai kebutuhan.
Pengamat sosial Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, seperti dilansir di harian Kompas menjelaskan bahwa gaya hidup YOLO erat kaitannya dengan karakter generasi Z yang hidup di era digital. "Mereka tidak lagi berpikir tentang masa depan karena segala sesuatu berputar dengan sangat cepat," ujarnya.
Kenaikan harga menjadi tantangan bagi kaum YOLO. Ada yang memilih berdiam diri, beralih ke alternatif lain, atau bertarung menghadapinya. Mereka yang memilih jalan YOLO cenderung mengalihkan perhatian dari kondisi aktual. (FG12)