JURNALKITAPLUS — Pesatnya perkembangan teknologi digital mendorong transformasi besar dalam dunia pendidikan. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan pentingnya peran guru, tenaga pendidik, hingga kreator konten dalam menghadirkan pembelajaran berkualitas lewat platform digital, guna menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama di daerah terpencil.
“Teknologi adalah solusi pemerataan. Banyak anak belum mendapat hak pendidikan yang layak, dan lewat konten digital, mereka bisa belajar di mana pun dan kapan pun,” ujar Mu’ti dikutip dari harian Kompas dalam peluncuran Gemini Academy 2025 dan Akademi Edukreator di Jakarta, Rabu (7/5).
Namun, Mu’ti mengingatkan agar konten yang dibuat tidak sekadar mengejar viralitas. Materi harus inovatif, relevan, dan menggunakan pendekatan pengajaran berdiferensiasi sesuai kebutuhan dan gaya belajar siswa.
Kelik Yan Pradana, guru sains dan kreator kanal YouTube “Mr. Klik”, membagikan pengalamannya membuat lebih dari 260 video edukasi yang kini diikuti 58.400 pelanggan. Ia menekankan pentingnya guru untuk ikut masuk ke dunia digital agar anak-anak lebih banyak mengakses tontonan edukatif.
Sementara itu, guru SMPN 7 Bukittinggi, Eldawati, menilai teknologi memudahkan proses belajar, seperti penggunaan Google Forms untuk pengumpulan tugas yang efisien dan menyenangkan.
Mendukung inisiatif ini, YouTube lewat Akademi Edukreator telah melatih lebih dari 3.200 peserta dari 34 provinsi sejak 2020. Google juga meluncurkan Gemini Academy yang memberikan pelatihan literasi kecerdasan buatan (AI) kepada lebih dari 200.000 guru di Indonesia.
Country Director Google Indonesia, Veronica Utami, menyebut AI semakin memudahkan pembelajaran. Survei Gemini Impact Study 2024 mencatat 98% guru merasa lebih percaya diri menggunakan AI, dan 99% merasakan beban kerja yang lebih ringan.
Meski demikian, penggunaan teknologi tetap harus dibarengi dengan nilai moral. Nucha Bachri, Co-Founder Parentalk, menekankan pentingnya aturan digital bagi anak. “Kalau tidak dibatasi, anak akan konsumsi digital tanpa filter. Harus ada aturan jelas,” ujarnya. (FG12)

