Novian mengakui bahwa kondisi cuaca saat ini sangat ekstrem, bahkan sulit diprediksi. Meskipun Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menyatakan saat ini memasuki musim kemarau dan siaga kekeringan, Kota Sukabumi tetap pada status siaga bencana hidrometeorologi karena curah hujan yang masih tinggi. BPBD Kota Sukabumi terus melakukan mitigasi bencana dengan memantau daerah rawan banjir dan longsor, serta memeriksa kondisi saluran air dan sungai.
Ditemukan bahwa penyebab utama banjir limpasan di Kota Sukabumi bukan hanya curah hujan tinggi, melainkan juga tidak berfungsinya saluran air secara maksimal akibat tumpukan sampah. Kondisi ini berpotensi menyebabkan banjir yang lebih parah. Oleh karena itu, BPBD Kota Sukabumi mengimbau masyarakat dan aparat wilayah untuk lebih aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Novian menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dan jajaran aparat di tingkat kelurahan serta kecamatan dalam upaya pencegahan bencana. Ia berharap masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan demi mencegah terjadinya bencana di lingkungan mereka. Langkah-langkah preventif ini dianggap krusial untuk menghadapi potensi bencana susulan di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu. (FG12)