Sungai Cipalabuhan di kawasan Dermaga Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, baru saja menunjukkan amukannya. Banjir yang meluap pada Kamis (6/3/2025) meninggalkan jejak berupa tumpukan sampah dan puing-puing yang menyumbat aliran air. Namun, di balik bencana, ada semangat kebersamaan yang justru mencuat ke permukaan.
Sabtu (8/3/2025), Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turun langsung ke sungai, tak sekadar meninjau, tapi ikut berjibaku membersihkan sisa-sisa banjir. Dengan kemeja hitam dan ikat kepala putih, ia terlihat menyingsingkan lengan, mengangkat puing, dan ikut gotong royong bersama warga serta petugas dari TNI dan kepolisian.
Dedi, didampingi Forkopimda Sukabumi, termasuk Bupati Asep Japar, Kapolres AKBP Samian, dan Dandim 0622 Letkol Kav Andhi Ardana Valeriandra, menunjukkan bahwa kepemimpinan tak hanya soal instruksi, tapi juga turun tangan langsung.
Makna di balik kejadian ini jelas: bencana bisa datang kapan saja, tapi semangat gotong royong adalah solusi nyata. Tak hanya membersihkan sungai, aksi ini juga membersihkan mentalitas—bahwa tanggung jawab menjaga lingkungan bukan hanya tugas pemerintah, tapi kita semua.
Tumpukan sampah di Sungai Cipalabuhan, yang ditinjau oleh Dedi Mulyadi, disebabkan oleh beberapa faktor utama:
1. Kebiasaan membuang sampah sembarangan:
- Banyak warga yang masih membuang sampah langsung ke sungai. Tindakan ini menyebabkan sampah menumpuk dan menghambat aliran air.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat:
- Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan sungai masih rendah. Banyak orang tidak menyadari dampak buruk dari membuang sampah ke sungai.
3. Curah hujan tinggi:
- Saat musim hujan, volume air yang besar dapat membawa sampah dari berbagai tempat dan menumpuknya di Sungai Cipalabuhan.
4. Kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah:
- Pengelolahan sampah yang kurang maksimal di daerah sekitar sungai cipalabuhan juga memperparah kondisi ini.
- Konstruksi jembatan yang tidak baik untuk menghadapi banjir
Dedi Mulyadi menekankan pentingnya perubahan perilaku masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai. Hal ini untuk mencegah bencana banjir yang diakibatkan oleh menumpuknya sampah. (FG12)