Pada satu sisi masyarakat melihat video Muslim Khuy secara daring. Masyarakat tidak melihat video-video genosida. Lantas pemirsa menjadi bingung... dan akhirnya mempercayai apa yang mereka lihat di media sosial.
Akun Instagram atas nama Kuzzat pada Jumat, (25/4/2025) beberkan kenyataan yang sebenarnya terjadi pada muslim Uyghur. "Sekarang saya seorang Muslim Uyghur. Namun, nenek saya adalah seorang Muslim Khuy."
"Sebagai seseorang yang memiliki darah Uyghur dan juga darah Khuy, Saya pikir saya pantas menjelaskan kepada saudara dan saudari Muslim saya di seluruh dunia." kata Kuzzat.
Siapa Muslim Khuy?
Banyak Muslim Khuy (Hui Muslim) percaya bahwa garis keturunan mereka berasal dari Nabi Muhammad Saw. dan para sahabatnya. Muslim Khuy adalah campuran dari para sahabat Nabi Muhammad Saw. dan para pedagang Arab dari masa itu dengan penduduk lokal Tiongkok, selama 1400 tahun terakhir.
Umat Muslim Khuy sudah berada di dalam Tiongkok. Mereka terintegrasi dan berbahasa Tiongkok. Mereka terlihat seperti orang Cina (yang mayoritas beragama Tionghoa: Campuran dari Konghucu, Taoisme, unsur-unsur Buddha, serta kepercayaan pada dewa-dewa) tetapi mereka muslim.
Siapa Muslim Uyghur?
Muslim Uyghur bukanlah orang Cina. Mereka adalah orang Turkik (kelompok etnis dan rumpun bahasa yang tersebar di berbagai wilayah di Asia Tengah, Asia Barat, dan beberapa bagian Eropa. Bukan bagian dari Negara Turki yang berlokasi di Semenanjung Anatolia dan sebagian wilayah Balkan).
Muslim Uyghur memiliki bahasa, budaya, adat istiadat sendiri. "Kita memiliki kerajaan dan negara kita sendiri sepanjang sejarah," ujar Kuzzat.
Namun, Kuzzat menjelaskan, pada tahun 1949 Partai Komunis Tiongkok mencoba menduduki tanah Uyghur. Hal ini tidak terjadi dengan Muslim Khuy, "Umat Muslim Khuy sudah berada di dalam Tiongkok. Tanah mereka tidak diduduki ya karena mereka sudah jadi warga negara Tiongkok."
Selama 70 tahun terakhir Partai Komunis Tiongkok melakukan berbagai cara untuk memberantas identitas Turkik kami. Kuzzat menegaskan bahwa muslim di sana, dengan adat istiadatnya, tidak menginginkan identitas Tionghoa.
Pada tahun 2016 pemerintah Cina mulai melakukan genosida berskala besar terhadap orang-orang Uyghur. Kuzzat mengatakan hal ini terjadi karena mereka selama 70 tahun tak kunjung berhasil mengasimilasi masyarakat Uighur.
"Sekarang, ketika Tiongkok mengancam kepemimpinan Amerika Serikat, mereka menginginkan Muslim sebagai sekutu untuk melawan Amerika Serikat," ungkap Kuzzat, "Mereka menggunakan Muslim Khuy sebagai kamuflase untuk menyembunyikan tindakan genosida mereka."
Dunia internasional khususnya AS dan negara-negara Barat sering mengkritik perlakuan Negeri Tirai Bambu terhadap Muslim Uyghur (yang melakukan kamp re-edukasi, pembatasan ibadah, dan lainnya). Untuk melawan kritik ini, Tiongkok menunjukkan Muslim Khuy agar bisa berkata seperti "Lihat, Muslim di sini hidup damai dan bahagia kok".
Kuzzat mengaku kecewa dengan pandangan warganet yang melihat kenyataan berdasarkan yang mereka terima dari internet. "Kalian lebih mempercayai Partai Komunis Tiongkok daripada saudara-saudara Muslim sendiri."
"Sejujurnya kami sudah terbiasa dengan hal ini dan tidak mengeluh lagi. Karena kita tahu Tiongkok memiliki pengaruh, mereka memiliki uang. Bisa membangun banyak jalan dan jembatan di negaramu. Mereka dapat membeli politisi kalian," ujar Kuzzat, "Dan sayangnya, orang-orang Uyghur, kami tidak punya uang, kami tidak punya pengaruh."
Namun, kata Kuzzat, mereka memiliki Allah. Menurutnya Allah yang mencukupkan dan melindungi bangsanya. Ia kemudian mengucapkan terima kasih atas dukungan penonton dan berharap agar apa yang disampaikan dapat diketahui banyak orang. (ALR-26)