JURNALKITAPLUS - Al-Zaytun menginisiasi gerakan Novum Gradum sebagai respons terhadap kondisi pendidikan nasional yang dinilai memasuki fase darurat. Gerakan ini dirancang sebagai langkah reformasi pendidikan yang fokus pada pembenahan akar permasalahan, bukan hanya aspek permukaan seperti kurikulum atau infrastruktur.
Dalam gerakan ini, Al-Zaytun menyoroti ketimpangan akses dan mutu pendidikan yang masih menjadi masalah mendasar. Kebijakan yang selama ini diterapkan dinilai belum mampu menjawab persoalan struktural dalam dunia pendidikan, yang kian memperlebar jurang antara kelompok masyarakat.
Dilansir dari laman lognews, sebagai bagian dari upaya membangun kesadaran kolektif, gerakan ini diawali dengan kuliah umum yang akan diselenggarakan pada 25 Mei 2025, menghadirkan akademisi dari Universitas Utrecht, Belanda. Kegiatan tersebut menjadi pembuka dari pelatihan berkelanjutan selama satu semester yang mencakup 24 pertemuan, dengan narasumber tamu dari berbagai latar belakang, termasuk mantan pejabat pendidikan nasional.
Selain itu, gerakan ini juga mengkritisi model pendidikan yang memisahkan kelompok ekonomi lemah melalui program-program seperti “Sekolah Rakyat.” Pola semacam itu dipandang berpotensi memperdalam ketimpangan sosial karena menciptakan standar pendidikan yang berbeda bagi golongan tertentu.
Novum Gradum mengedepankan pendekatan yang menempatkan pembenahan pola pikir, penyamaan visi, dan penguatan kompetensi pelaku pendidikan sebagai prioritas utama. Seluruh peserta pelatihan diwajibkan menyusun resume tertulis sebagai syarat memperoleh sertifikat, yang sekaligus menjadi dokumen resmi penguatan kompetensi.
Al-Zaytun berharap gerakan ini dapat menjadi gerakan nasional yang menandai lahirnya kesadaran baru dalam menghadapi darurat pendidikan, serta menjadi bukti bahwa perubahan dapat dimulai dari inisiatif masyarakat akar rumput. (FG12)
Artikel ini pernah tayang dengan judul : "Mengurai Darurat Pendidikan: Gerakan Novum Gradum dari Al-Zaytun”