Bedah Film : Sisi Positif Film Skandal Makers -->

Header Menu

Bedah Film : Sisi Positif Film Skandal Makers

Jurnalkitaplus
16/05/25

Assalamualaikum Sobat Jkpers!

Kembali lagi di bedah film, dari film yang belum atau sudah kamu tonton, namun, belum menemukan apa yang bisa dipelajari dan bekal untuk kita menghadapi kehidupan ini. Ya! Perihal materi kehidupan belum tentu kamu temukan di pelajaran sekolah bahkan kuliah. Tapi, tenang saja! Kini kami hadir untuk meringkas sebuah film 'Skandal Makers '

Walaupun memang film yang diadopsi dari film korea, hal yang menyentuh adalah gadis yang kini menjadi wanita yang memiliki anak tapi tidak mempunyai figure ayahnya, dan plot twistnya adalah... ya begitulah, sepertinya kamu harus menontonnya! Karena kami di sini hanya fokus pada 'apa sih yang bisa diambil pelajaran dari film Scandal Makers ini?'

1. Harta Bisa Beli Kenyamanan, Tapi Bukan Kebahagiaan

Banyak orang berpikir bahwa uang adalah jalan utama menuju bahagia. Tapi kenyataannya, kebahagiaan yang paling dalam seringkali datang dari hal-hal yang tak bisa dibeli: perhatian, pelukan, obrolan yang tulus, rasa dimiliki.

Sebagai contohnya, "Lu gak bakal ngerti Fir, karena lo gak tahu rasanya punya duit banyak tapi gak ada kasih sayang."
Di sini menegaskan bahwa kosongnya hati gak bisa ditambal oleh saldo rekening.

2. Kasih Sayang Adalah Bahan Bakar Hidup yang Sesungguhnya

Tokoh utama film ini awalnya berpikir bahwa kebebasan, karir, dan uang adalah segalanya. Tapi ketika ia menemukan cinta dan keterikatan emosional—yang awalnya tidak diharapkan—justru itulah yang membuat hidupnya 'hidup'.

Kasih sayang bikin kita punya alasan untuk bangun, untuk berjuang, dan untuk berhenti egois. Itu bikin kita sadar bahwa hidup bukan cuma tentang pencapaian, tapi juga tentang siapa yang kita peluk di tengah-tengah pencapaian itu.

3. Pencapaian Tanpa Koneksi Hati = Kosong

Di film ini, si tokoh sadar: "Gue udah dapet semua hal yang gue kejar. Tapi ternyata gak ada satupun yang bikin gue benar-benar bahagia."
Kata-kata itu jadi tamparan buat banyak orang yang mengejar karir mati-matian tapi kehilangan relasi yang berarti.

Koneksi emosional, apalagi yang tulus, itu bikin kita merasa cukup. Dan rasa cukup adalah sumber bahagia yang paling stabil.

4. Kita Sering Baru Sadar Setelah Semuanya Terlambat

Film ini ngajarin satu hal penting: jangan nunggu semuanya hilang baru kita sadar nilainya. Banyak orang baru sadar arti keluarga, cinta, dan kasih sayang setelah kehilangan.

Tapi kamu, lewat refleksi ini, udah selangkah lebih maju—karena kamu sadar sekarang, bukan nanti.

5. Attitude dan Kesehatan Mental Tumbuh dari Ruang yang Penuh Kasih

Ketika seseorang merasa disayang, dihargai, dan didengar—maka ia akan tumbuh dengan attitude yang sehat. Gak mudah marah, gak defensif, dan lebih tenang dalam ambil keputusan.

Kasih sayang bukan cuma soal pelukan, tapi juga rasa aman. Dan rasa aman bikin kita bisa berkembang.

Film ini bukan melarang kita mengejar karir atau uang. Tapi ia mengingatkan:

Jangan sampai dalam perjalanan mengejar "sesuatu", kita kehilangan "yang segalanya".

Dan yang segalanya itu seringkali: keluarga, kasih sayang, dan kehadiran orang-orang yang mencintai kita tanpa syarat.

FAI (32)