Bedah Film : Sisi Positif Serial Pretty Little Liars -->

Header Menu

Bedah Film : Sisi Positif Serial Pretty Little Liars

Jurnalkitaplus
08/06/25

Assalamu'alaikum Sobat Jkpers!

Kembali lagi di bedah film, dari film yang belum atau sudah kamu tonton, namun, belum menemukan apa yang bisa dipelajari dan bekal untuk kita menghadapi kehidupan ini. Ya! Perihal materi kehidupan belum tentu kamu temukan di pelajaran sekolah bahkan kuliah. Tapi, tenang saja! Kini kami hadir untuk meringkas sebuah serial 'Pretty Little Liars'

Karena mereka bersahabat, bukan 'karena' tapi terkadang beberapa kumpulan dalam sebuah persahabatan yang berisikan lebih dari 3 orang dan mencolok di antara kumpulan yang lain mau di sekolah, organisasi, komunitas bahkan kuliah. Kemungkinan besar, menarik iri hati dari beberapa orang bahkan dari orang yang sama di satu kumpulan atau lingkaran tersebut.

Sama halnya seperti serial yang diadopsi dari serial barat, dan yang kami tonton serial Indonesianya, bahkan sampai ke season paling akhir ditayangkan. Kami belajar hal ini :

1. Persahabatan itu penting, tapi juga harus sehat
Serial ini memperlihatkan bahwa meski persahabatan bisa jadi tempat berlindung, jika tidak jujur atau penuh manipulasi, itu bisa jadi racun. Dalam kehidupan sekarang, kita hidup di era media sosial di mana pertemanan bisa palsu atau hanya untuk pencitraan. Persahabatan sehat berarti saling support, bukan menjatuhkan atau menyimpan rahasia besar.

Pelajaran: coba untuk kenali teman yang benar-benar tulus, jaga komunikasi dan jangan sampai memendam masalah dan berani juga menjauh dari hubungan yang penuh toxic drama.

2. Rahasia besar cepat atau lambat akan terbongkar
Setiap karakter menyimpan rahasia yang akhirnya jadi alat untuk mengontrol mereka. Ini menggambarkan bahwa menyimpan kebohongan hanya akan membebani diri. Di era digital 2025, jejak digital sangat sulit dihapus, dan semua hal bisa tersebar dengan cepat.

Pelajaran: kenapa tidak coba untuk lebih baik jujur dari awal, meskipun pahit. Jangan terlalu mudah mempercayakan rahasia kepada orang lain, karena bisa jadi jejak digitalmu bisa jadi senjata untuk orang lain, bijaklah juga dalam bersikap.

3. Kesehatan mental itu penting dan harus dirawat
Karakter-karakter dalam PLL mengalami trauma, depresi, bahkan paranoia karena tekanan sosial, kehilangan, dan ketakutan. Ini menjadi pengingat bahwa kesehatan mental harus diperhatikan. Banyak anak muda sekarang juga hidup dengan tekanan ekspektasi, insecure, dan burnout.

Pelajaran:  Jangan menganggap remeh perasaan sendiri, jika memang kewalahan cobalah cari bantuan. Kita tahu bahwa mendukung teman yang sedang mengalami krisis emosional juga penting.

4. Hukum dan kebenaran bisa dimanipulasi, tapi nurani tidak bisa dibohongi

Kasus hilangnya Alissa dan berbagai kejahatan di balik layar menunjukkan bagaimana kebenaran bisa ditutup-tutupi oleh orang-orang berkuasa. Di masa kini, hoaks dan manipulasi informasi sangat marak.

Pelajaran: Jadilah warga yang kritis dan tidak mudah percaya pada satu sisi cerita, gunakan nurani dan akal sehat dalam menilai suatu peristiwa, dan jangan jadi bagian dari penyebar fitnah atau gosip yang belum jelas faktanya.

5. Media sosial bisa jadi tempat bahaya jika tidak digunakan dengan bijak

"A" mengawasi para tokoh dari jarak jauh, mirip dengan bagaimana cyberbullying atau doxing terjadi di dunia nyata. Anak muda sekarang rentan jadi korban atau pelaku kekerasan digital.

Pelajaran: Jaga privasi online, jangan membagikan terlalu banyak hal pribadi dan laporakan bila terjadi tindakan bullying atau intimidasi digital.

6. Memaafkan diri sendiri adalah proses yang penting

Beberapa karakter merasa bersalah atas keputusan masa lalu, dan ini menghantui mereka bertahun-tahun. Sama seperti kita sekarang yang kadang terjebak penyesalan atas masa lalu.

Pelajaran: Belajar dari kesalahan tanpa membenci diri sendiri, fokus pada perbaikan bukan menyiksa diri, dan semua orang berhak untuk tumbuh dan berubah.

7. Jangan terlalu cepat menilai orang dari luarnya saja

Karakter-karakter seperti Hanna, Sabrina, dan Ema terlihat sempurna, tapi menyimpan luka dan kompleksitas yang dalam. Banyak dari kita juga sering merasa iri pada "hidup orang lain" yang tampak ideal di permukaan.

Pelajaran:  Setiap orang punya perjuangan sendiri, cobalah untuk hindari dari segi membandingkan hidupmu dengan orang lain di media sosial dan jadi pribadi yang lebih empatik.

Jadilah orang yang jujur tapi juga jangan terlalu jujur, paham sampai sini? Jadi, setiap hal itu ada seninya, jujur juga ada seni nya. Terkadang jujur memang menyakitkan tapi bukan berarti jujur justru dilarang dan dihindari, karena sebenarnya pilihan itu, mau sakit lebih dulu atau diakhiran tapi resiko nya lebih besar dan berdampak merugikan diri sendiri bahkan orang di sekitar juga.


FAI (32)