"Katanya kau mau memberiku kejutan?" tagih Ahmad.
Budi membalas, "Bukan kejutan dong kalau aku memberitahu, tunggu saja."
Bayangkan jika tidak ada dialog. Misalnya menjadi suara jangkrik.
krik, krik, krik..
Lantas apa saja yang membuat dialog menjadi efektif? Nadia Kalman dalam Ted-Ed nya yang bertajuk "Three anti-social skills to improve your writing" sejak 20 November 2012 lalu membeberkan jawabannya, Simak!
Tips yang pertama adalah menguping (eavesdropping). Yup, Sobat ga salah baca. Jika kamu naik bus dan mendengar percakapan yang menarik, kamu bisa menuliskannya semua. Tentu saja ketika kamu menulis fiksi, kamu tidak menggambarkan orang sungguhan, melainkan mengarang karakter. Tetapi terkadang kata-kata yang kamu dengar secara tidak sengaja dapat memberi Anda ide.
"Aku tidak melakukan itu," kata seseorang.
"Aku melihatmu ya," balas yang lain.
Siapa yang berdialog dari mengucapkan kata-kata itu? bisa saja dua anak di kelas, dan anak laki-laki itu berpikir anak perempuan itu mendorongnya.
Ted-Ed (YouTube)
Bisa juga pada pasangan, yang salah satunya adalah vampir. Dan vampir wanita itu melihat sang pria menggoda zombie. Contoh lain, karakternya adalah seorang remaja dan ibunya. Mereka seharusnya vegetarian, tetapi sang ibu melihat anaknya makan burger.
Jadi, kamu sudah bisa menemukan beberapa karakter.
Tips kedua, bayangkan seandainya mereka nyata. Seperti apa mereka? Dari mana mereka berasal? Musik apa yang mereka dengarkan? Luangkan waktu bersama mereka.
Jika Sobat berada di bus, pikirkan tentang apa yang mungkin mereka lakukan jika mereka ada di sana juga. Apakah mereka akan berbicara di telepon, mendengarkan musik, menggambar, tidur? Apa yang kita katakan tergantung pada siapa kita.
Orang yang lebih tua mungkin berbicara berbeda dari orang yang lebih muda. Seseorang dari selatan mungkin berbicara berbeda dari seseorang dari utara. Setelah mengenal karakter-karakter kamu, kamu dapat mencari tahu bagaimana mereka berbicara.
Pada tahap ini, sangat membantu untuk menggunakan tips ketiga: bergumam pada diri sendiri (muttering to yourself). Ketika mengucapkan kata-kata karakter kamu, kamu dapat mendengar apakah mereka terdengar alami, dan memperbaikinya jika perlu.
Ingat, kebanyakan orang biasanya cukup informal ketika mereka berbicara. Mereka menggunakan bahasa sederhana dan singkatan.
"Jangan mencoba berbohong padaku" terdengar lebih alami sebagai "Jangan coba-coba berbohong padaku."
Juga buatlah singkat. Orang cenderung berbicara dengan singkat, bukan pidato panjang. Lalu tanyakan pada diri sendiri: apakah saya benar-benar membutuhkan kata keterangan?
Misalnya "Uangmu atau nyawamu," katanya mengancam.
Di sini, kata "mengancam" berlebihan, jadi kamu bisa menghilangkannya.
Tetapi jika kata-kata dan tindakan tidak cocok, kata keterangan bisa membantu.
"Uangmu atau nyawamu," katanya dengan mesra.
Jadi, untuk membuat dialog menjadi lebih efektif Sobat JKPers bisa menguping, membayangkan karakter itu nyata, dan gumamkan pada diri sendiri. (ALR-26)
