Jurnalkitaplus – Sebuah pameran bursa kerja atau job fair di Kabupaten Bekasi diwarnai kericuhan pada Selasa (27/5/2025), menyoroti ketatnya persaingan dalam mencari pekerjaan di tengah tingginya angka pengangguran. Insiden ini menjadi pengingat penting bagi penyelenggara dan pemerintah daerah akan perlunya persiapan dan pengelolaan acara yang lebih matang, dengan mengutamakan keselamatan dan kenyamanan peserta.
Kronologi Kericuhan
Kericuhan terjadi di acara Job Fair Bekasi Pasti Kerja Expo yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi di Gedung President University Convention Center di Cikarang Utara, Bekasi. Sekitar 25.000 pencari kerja memadati lokasi tersebut dengan harapan mendapatkan pekerjaan. Salah satu peserta dari Cikarang Utara, menceritakan bagaimana antrean yang awalnya tertib untuk memperebutkan lowongan kerja tiba-tiba berubah menjadi kacau.
Kekacauan bermula ketika seorang panitia hendak menempelkan pamflet berisi foto kode QR (quick response) yang berfungsi sebagai akses digital bagi peserta untuk melihat daftar perusahaan dan posisi yang tersedia. Namun, seorang pencari kerja merebut pamflet tersebut sebelum sempat ditempel, memicu reaksi spontan dari peserta lain yang langsung berebut mendekat.
Kondisi menjadi benar-benar tidak terkendali, di mana semua saling dorong dan berebut. Benturan fisik hingga adu mulut tidak terhindarkan. Dalam kerumunan yang sangat padat, beberapa peserta bahkan ada yang pingsan akibat desakan dan kesulitan bernapas. Tim medis dan aparat keamanan berusaha memberikan pertolongan dan meredam situasi. Akibat kericuhan tersebut, banyak orang mengaku trauma, bahkan tidak sempat memfoto kode QR yang penting itu. Kekacauan membuatnya hampir tersandung dan terjatuh.
Penyebab Kericuhan
Beberapa faktor diidentifikasi menjadi penyebab utama kericuhan ini. Pertama, jumlah peserta yang hadir jauh melampaui perkiraan awal. Acara ini dihadiri sekitar 25.000 orang, padahal perkiraan awal hanya sekitar 10.000 orang. Sementara itu, job fair ini hanya menawarkan 2.557 lowongan dari 64 perusahaan yang berpartisipasi. Tingginya jumlah pencari kerja dibandingkan dengan ketersediaan lowongan mencerminkan kebutuhan lapangan kerja yang sangat besar di wilayah tersebut.
Kedua, perencanaan acara yang kurang matang dan sistem informasi yang kurang memadai dinilai menjadi penyebab kekacauan. Penggunaan kode QR sebagai satu-satunya media akses tanpa disertai distribusi daring yang efektif memaksa peserta berebut secara fisik. Meskipun telah dilakukan pembagian alur masuk dan pengamanan, jumlah peserta yang membludak membuat upaya tersebut tak mampu mencegah kericuhan.
Kondisi ini juga menjadi cermin kerasnya persaingan mencari pekerjaan. Insani, misalnya, adalah lulusan administrasi yang telah dua bulan menganggur setelah kontrak kerja enam bulannya tidak diperpanjang. Ia menghadapi kendala persaingan ketat dan pengalaman kerja minim. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Bekasi pada Agustus 2024 mencapai 8,82 persen (143.000 penganggur dari 1,62 juta angkatan kerja), sementara di Kota Bekasi TPT tercatat 7,82 persen (data pekerjaan hanya 1,24 juta dari 2,06 juta angkatan kerja). Data ini menunjukkan tantangan besar dalam penyerapan tenaga kerja.
Mengapa Job Fair Begitu Diminati?
Terlepas dari insiden tersebut, job fair tetap menjadi platform yang sangat diminati oleh pencari kerja karena beberapa faktor:
- Diversitas lowongan kerja: Job fair yang menawarkan berbagai jenis pekerjaan, dari perusahaan besar hingga kecil, serta di berbagai sektor industri (nasional maupun internasional), menarik pelamar dari berbagai latar belakang dan pengalaman.
- Kesempatan wawancara langsung: Fasilitas walk-in interview memungkinkan pelamar untuk langsung bertemu dan diwawancarai oleh perwakilan perusahaan yang diminati, mempercepat proses rekrutmen.
- Seminar dan workshop: Acara yang menyelenggarakan seminar atau workshop karier memberikan nilai tambah, karena peserta dapat memperoleh informasi tren industri, tips wawancara, dan pengetahuan bermanfaat lainnya.
- Networking dan konsultasi: Job fair juga menjadi platform untuk membangun jaringan (networking) dengan profesional di industri yang diminati serta mendapatkan konsultasi karier.
Penanggulangan ke Depan
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi, Nur Hidayah Setyowati, telah menyampaikan permohonan maaf atas kurangnya antisipasi terhadap lonjakan peserta. Job Fair Bekasi Pasti Kerja Expo sendiri merupakan bagian dari program prioritas 100 hari kerja Bupati Bekasi dengan fokus utama menekan angka pengangguran.
Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, menyatakan akan mengevaluasi skema pelaksanaan bursa lowongan kerja agar ke depannya dapat berjalan lebih baik dan lancar. Beberapa rencana perbaikan meliputi:
- Menerapkan pembagian waktu atau sesi untuk mengatur alur peserta agar lebih teratur.
- Mengundang pimpinan kawasan industri untuk membahas penambahan kuota lowongan kerja dari masing-masing perusahaan.
- Menggelar job fair gelombang berikutnya dengan kapasitas yang lebih besar mengingat tingginya antusiasme peserta yang menunjukkan kebutuhan besar akan lapangan kerja.
- Melanjutkan program rekrutmen door to door dengan pendekatan yang lebih terstruktur untuk memastikan warga Kabupaten Bekasi mendapatkan prioritas dalam dunia kerja, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam penyerapan tenaga kerja lokal dari sekitar 7.000 perusahaan di kawasan industri.
Insiden kericuhan ini diharapkan menjadi pelajaran penting bagi penyelenggara dan pemerintah daerah. Keselamatan dan kenyamanan peserta harus menjadi prioritas utama agar tujuan menekan angka pengangguran dapat tercapai tanpa menimbulkan risiko baru. Ribuan pencari kerja, tetap berharap ada kesempatan berikutnya dengan pengelolaan yang lebih baik, di mana mereka bisa mendapatkan akses yang adil dan nyaman. (FG12)