JURNALKITAPLUS - Literasi kritis di tengah maraknya gempuran perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) dewasa ini sangat dibutuhkan, khususnya bagi generasi muda Indonesia. Tidak sekadar kemampuan membaca dan menulis, literasi di era digital kini menuntut pemahaman mendalam tentang bagaimana menggunakan teknologi secara cerdas, bertanggung jawab, dan etis.
Dilansir dari harian Kompas (15/03), literasi di era AI meliputi kemampuan teknis, sosial, dan etis untuk menghadapi tantangan informasi yang sangat cepat dan kompleks. Generasi muda harus mampu memilah informasi valid dari hoaks yang bertebaran di internet dan media sosial. Hal ini sangat penting mengingat tingginya penggunaan digital di Indonesia, sementara kemampuan verifikasi informasi masih rendah. Data menunjukkan masih rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, sementara penggunaan internet sudah semakin besar.
Literasi kritis terhadap AI juga mengajarkan agar generasi muda tidak menjadi pengguna pasif teknologi. Menurut sumber deepublish.com, ada beberapa hal yang harus dilakukan agar generasi muda mampu berfikir kritis terhadap hadirnya teknologi AI ini. Mereka harus mampu berpikir analitis, mengevaluasi dampak sosial, dan memahami risiko seperti pelanggaran privasi dan bias algoritma. Dengan demikian, AI menjadi alat bantu yang memperkuat kreativitas dan inovasi, bukan pengganti kemampuan berpikir mandiri.
Untuk menumbuhkan literasi digital dan AI di masyarakat, beberapa strategi efektif yang bisa diterapkan antara lain:
- Pelatihan dan workshop literasi digital di komunitas, sekolah, dan lembaga untuk memberikan pengetahuan praktis.
- Integrasi literasi digital dalam kurikulum pendidikan formal sejak dini agar generasi muda terbiasa menggunakan teknologi secara kritis dan bijak.
- Sosialisasi dan kampanye publik melalui media sosial untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi digital dan cara mengelola risiko seperti keamanan dan privasi.
- Mendorong kemampuan berpikir kritis dan teknik pencarian informasi agar masyarakat mampu memilah informasi yang valid dan relevan dari berbagai sumber.
- Memahami kultur digital agar interaksi di dunia maya berjalan dengan etika dan norma yang baik.
UNESCO menekankan pentingnya pendekatan inklusif dan berorientasi etika agar literasi AI dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat.
Dengan literasi kritis yang kuat, generasi muda Indonesia tidak hanya siap menghadapi tantangan era digital, tetapi juga mampu memanfaatkan teknologi AI sebagai peluang untuk kemajuan pribadi dan bangsa. (FG12)