Assalamu'alaikum Sobat Jkpers!
Kembali lagi di bedah film, dari film yang belum atau sudah kamu tonton, namun, belum menemukan apa yang bisa dipelajari dan bekal untuk kita menghadapi kehidupan ini. Ya! Perihal materi kehidupan belum tentu kamu temukan di pelajaran sekolah bahkan kuliah. Tapi, tenang saja! Kini kami hadir untuk meringkas sebuah film 'Final Destination 6'
Jika harus yang di highlight adalah kematian tersadis, kenapa tidak diambil sisi lain yang justru memperjelas bahwa tidak bisa kita seberusaha apapun menghindarinya. bukankah kematian seharusnya dinantikan oleh orang-orang yang spesial?
1. Kehidupan Itu Rapuh – Dan Membuat Kita Lebih Bersyukur
Franchise Final Destination terkenal bikin kita "parno", tapi bukan untuk bikin takut tanpa makna. Sebaliknya, ia ngingetin akan kelangkaan hidup dan betapa berharganya setiap detik .
Refleksi yang terjadi: Di tengah banyaknya stres, deadline, dan ekspektasi—kadang kita lupa bersyukur. Film ini mengajari kita untuk lebih mengapresiasi hal sederhana: bangun pagi, ngopi, ngobrol sama orang yang kita sayang.
2. Keluarga Itu Kekuatan – Di Tengah Ketidakpastian
Bloodlines mengusung cerita keluarga yang dihantui "kutukan kematian", bukan lagi kelompok remaja acak .
Refleksi yang terjadi: Dalam situasi sulit—krisis, pandemi, atau kehilangan—keluarga jadi tempat menguat satu sama lain. Kebersamaan dan komunikasi jadi bantalan emosi yang kuat.
3. Nyawa Gak Bisa Dijamin – Setiap Tindakan Memiliki Risiko
Serial ini menggambarkan bagaimana hal kecil—seperti log di jalan atau blender dapur—bisa jadi fatal .
Refleksi yang terjadi: Di era digital, yang berisiko bukan hanya benda fisik, tapi juga data pribadi, keamanan online, jasa transportasi. Film ini menyadari kita untuk selalu berhati-hati—bukan paranoid, tapi bijak, bahkan hal yang dianggap remeh sekalipun.
Kita tahu terlalu berwaspada memang tidak menyenangkan dan tidak baik. Tapi kehadiran kesalahan yang pernah membuat kita tidak ingin merasakan kembali sebagai pelajaran. Hal yang sama seperti film ini, dimana mengingatkan kita untuk selalu berpikir ke depan dengan cermat bukan untuk menakut-nakuti.
FAI (32)