![]() |
Menkeu RI |
Jurnalkitaplus — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa langsung membuat gebrakan dengan mengalihkan dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun yang sebelumnya tersimpan di Bank Indonesia (BI) ke bank-bank Himbara. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perbankan dan mendorong penyaluran kredit ke sektor riil yang produktif, sebagai salah satu strategi mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Purbaya, yang menjabat sejak September 2025 menggantikan Sri Mulyani, memandang kebijakan ini sebagai stimulus krusial di tengah tantangan ekonomi. Namun, ia juga menegaskan bahwa dana besar saja tidak cukup tanpa pembenahan sektor riil agar bisa menyerap kredit dengan efektif dan menghasilkan dampak ekonomi nyata.
Ekonom menilai langkah ini bisa meningkatkan pertumbuhan kredit hingga 1,4% dan memberikan dorongan ekonomi sekitar satu persen jika dana disalurkan dengan tepat sasaran. Namun, risiko penyaluran ke proyek tidak produktif harus diwaspadai agar tidak terjadi kredit fiktif dan potensi moral hazard.
Selain itu, upaya Menteri Keuangan Purbaya ini dilandasi oleh ambisinya untuk membangun pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dengan target pertumbuhan yang realistis di kisaran 6% dalam jangka waktu dua hingga tiga tahun ke depan.
Meski dana Rp 200 triliun dikelola dengan cermat agar tidak mengganggu anggaran negara, pengelolaan yang hati-hati dan sinergi seluruh sektor tetap menjadi kunci keberhasilan. Ini menjadi langkah awal dari apa yang disebut sejumlah analis sebagai "Efek Purbaya"—pendekatan fiskal yang agresif dan fokus pada intervensi likuiditas untuk memacu ekonomi Indonesia ke depan.
Dengan gebrakan ini, Menteri Purbaya berkomitmen mendorong ekonomi tumbuh lebih cepat dan merata, dengan harapan langkah strategis tersebut mampu mengaktualisasikan potensi ekonomi nasional yang selama ini terkendala akses pembiayaan dan kelemahan sektor riil. (FG12)