Jurnalkitaplus - Indonesia terus memperkuat gerakan dedolarisasi melalui skema Transaksi Mata Uang Lokal (LCT) sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Per Juni 2025, nilai transaksi LCT menembus USD 11,7 miliar atau sekitar Rp191 triliun, melonjak tajam dibandingkan USD 4,7 miliar pada paruh pertama 2024. Pertumbuhan ini disertai dengan peningkatan jumlah pelanggan LCT sekitar 45% dari tahun sebelumnya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, menegaskan bahwa Satgas Nasional LCT akan terus menggenjot penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara demi memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Lewat LCT, Indonesia berharap dapat mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar dolar dan meningkatkan stabilitas ekonomi di tengah dinamika global dan domestik yang kompleks.
Sementara itu, Ferry Irawan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyoroti pentingnya LCT dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. Implementasi LCT dianggap sebagai langkah strategis dalam memperkuat posisi Indonesia di kancah ekonomi dunia melalui diversifikasi mata uang transaksi.
Langkah dedolarisasi ini juga mendukung upaya memperkuat kedaulatan ekonomi dan mendorong penggunaan rupiah serta mata uang lokal lainnya dalam perdagangan internasional. Dengan momentum positif ini, Indonesia semakin memperkuat posisi ekonominya menghadapi tantangan global. (FG12)