Jurnalkitaplus - Garis finis sudah di depan mata, Sobat pun menambah kecepatan. Saat kaki menambah kecepatan, napasmu menjadi lebih dalam, jantung berdebar lebih cepat, dan keringat mengucur deras di kulit kamu.
Bagaimana keringat ini tiba-tiba muncul dan apa sebenarnya tujuannya?
Pada 18 Mei 2015 silam peneliti Anatomi dan Fisiologi Manusia, John Murnan, melalui Ted-Ed "Why do we sweat?" menjelaskan terdapat beberapa skenario yang bisa membuat kita berkeringat: saat memakan makanan pedas, gugup, dan saat sakit. Olahraga mungkin alasan paling familiar dan umum.
Berkeringat dalam hal ini terjadi sebagai respons terhadap gerakan yang dipicu jauh di dalam sel Anda.
Ketika Sobat meningkatkan kecepatan, otot-ototmu bekerja lebih keras, sehingga meningkatkan kebutuhan energi.
Sebuah proses yang disebut respirasi seluler mengkonsumsi glukosa dan oksigen untuk membentuk ATP (mata uang energi sel). Sebagian besar proses ini terjadi dalam struktur yang disebut mitokondria.
Semakin banyak Sobat bergerak, semakin keras mitokondria bekerja untuk memasok energi bagi tubuhmu. Semua kerja keras ini harus dibayar mahal. Saat sel memecah ATP, mereka melepaskan panas. Panas tersebut merangsang sensor suhu di seluruh tubuh kamu.
Reseptor-reseptor tersebut mendeteksi kelebihan panas yang dihasilkan oleh sel-sel otot Sobat lantas menyampaikan informasi tersebut ke hipotalamus, yang mengatur suhu tubuh. Hipotalamus merespons dengan mengirimkan sinyal melalui sistem saraf simpatik ke kelenjar keringat di kulit Sobat.
Selanjutnya didistribusikan ke seluruh tubuh dengan konsentrasi yang sangat tinggi, terutama di telapak tangan, telapak kaki, dan kepala.
Ketika kelenjar keringat pertama kali menerima sinyal, cairan yang mengelilingi sel di dasar melingkarnya mengandung natrium dan klorida dalam jumlah tinggi. Sel-sel memompa ion-ion ini ke dalam tabung berongga, yang mengalir melalui kelenjar keringat.
Karena di dalam tabung lebih asin daripada di luar, air bergerak ke dalam tabung melalui osmosis. Ketika apa yang disebut sekresi primer menumpuk, di bagian bawah tabung, tekanan air mendorongnya ke atas ke bagian saluran yang lurus dan panjang.
Sebelum merembes ke kulit, sel-sel yang melapisi tabung akan mengambil kembali garam sebanyak mungkin sehingga prosesnya dapat berlanjut. Air dalam keringat menyerap energi panas tubuhmu dan kemudian menguap ketika mencapai permukaan, yang pada gilirannya menurunkan suhu tubuh Sobat.
Proses ini, dikenal sebagai pendinginan evaporatif, merupakan adaptasi penting bagi nenek moyang kita. Efek pendinginan ini tidak hanya berguna saat berolahraga. Kita juga berkeringat dalam banyak skenario lainnya.
Makan makanan yang sangat pedas membuat beberapa orang berkeringat deras di wajah mereka. Hal ini terjadi karena rempah-rempah memicu respon saraf yang sama di otak yang mengaktifkan reseptor suhu, yang biasanya merespons peningkatan panas.
Berkeringat juga merupakan bagian dari respon melawan atau lari yang dirangsang oleh skenario yang penuh tekanan, seperti momen diwawancara untuk sebuah pekerjaan. Hal ini terjadi karena adrenalin merangsang aktivitas otot dan menyebabkan pembuluh darah melebar, dua respons yang meningkatkan panas dan memicu respons berkeringat.
Ketika kita sakit pun demikian. Saat kita demam, kita berkeringat karena infeksi merangsang hipotalamus untuk meningkatkan aktivitas otot, yang pada gilirannya melepaskan lebih banyak energi sebagai panas. Hal ini meningkatkan suhu tubuh Sobat secara keseluruhan, sebuah mekanisme perlindungan yang membuat tubuhmu tidak mudah ditembus oleh agen infeksi.
Jadi, berkeringat membantu tubuhmu mengeluarkan panas tersebut. Ketika demam berakhir atau kamu telah memenangkan perlombaan, reseptor suhumu merasakan penurunan panas dan hipotalamus yang membuat respons berkeringat Sobat berakhir.
Pada beberapa kasus seperti setelah berlari, hipotalamus juga memberi sinyal ke tubuhmu bahwa kamu perlu mengisi kembali air yang telah keluar. Maka saat kita mendorong diri untuk mencapai tujuan berikutnya, kita dapat menjadikan keringat sebagai kalibrator tubuh, yang memungkinkan kita untuk bekerja lebih keras secara sehat. (ALR-26)
