7 Klaim Aneh Penolak Evolusi yang Sudah Dibantah Ilmu Pengetahuan -->

Header Menu

7 Klaim Aneh Penolak Evolusi yang Sudah Dibantah Ilmu Pengetahuan

Jurnalkitaplus
30/10/25


Jurnalkitaplus - Perdebatan soal teori evolusi tidak pernah benar-benar padam sejak Darwin dan Wallace memperkenalkannya pada abad ke-19. Meski sudah mendapat dukungan kuat dari komunitas ilmiah, masih banyak klaim ngotot mencoba menjatuhkannya. Masalahnya, sebagian besar klaim itu lahir dari pemahaman yang keliru. Berikut tujuh argumen paling aneh yang sering dipakai menolak evolusi, lengkap dengan bantahan ilmiahnya.


“Evolusi hanya sekadar teori”


Bagi ilmuwan, teori bukan tebakan asal bunyi. Teori ilmiah dibangun lewat riset panjang dan berulang, diamati, diuji, lalu dimodifikasi mengikuti data terbaru. Termasuk teori evolusi, yang terus berkembang lewat penelitian DNA dan biologi molekuler. Jadi, “hanya teori” justru bermakna kuat dalam sains.


Catatan fosil tidak lengkap


Fosil adalah peristiwa langka, butuh kondisi super ideal sebelum bisa membatu dan bertahan jutaan tahun. Wajar jika catatan fosil memiliki celah, tetapi temuan baru terus mengisi potongan sejarah kehidupan. Kekosongan itu bukan bukti evolusi salah, melainkan ruang penelitian terus berlanjut.


Evolusi tidak bisa diamati


Salah besar. Evolusi mikro dapat diamati langsung lewat perubahan gen dalam populasi, misalnya bakteri yang kebal antibiotik. Evolusi makro memang butuh waktu sangat panjang, tetapi jejaknya jelas dalam catatan fosil dan analisis genetik.


Bertentangan dengan hukum kedua termodinamika


Klaim ini menganggap evolusi mustahil karena alam cenderung menuju kekacauan (entropi). Padahal, hukum itu berlaku pada sistem tertutup. Bumi bukan sistem tertutup karena menerima energi dari Matahari, sehingga kehidupan bisa bertambah kompleks tanpa menyalahi fisika.


Tidak menjelaskan asal mula kehidupan


Betul, karena memang bukan tugas evolusi menjawab itu. Evolusi menjelaskan bagaimana kehidupan berubah setelah muncul, sementara asal mula kehidupan dipelajari dalam bidang abiogenesis. Dua cabang ilmu yang berbeda.


“Kalau manusia berevolusi dari monyet, kenapa monyet masih ada?”


Klaim klasik ini bersumber dari miskonsepsi. Manusia bukan “berasal dari monyet”, tetapi manusia dan monyet berbagi nenek moyang yang sama jutaan tahun lalu. Jalur evolusinya bercabang, bukan saling menggantikan.


Tidak semua ilmuwan setuju


Survei menunjukkan sekitar 97% ahli biologi menerima evolusi sebagai dasar ilmiah perubahan kehidupan. Ketidaksepakatan segelintir orang bukan bukti teori itu salah. Sains tidak diukur dari polling popularitas, tetapi dari bukti yang teruji.


Ilmu pengetahuan terbuka terhadap kritik dan pembaruan, tetapi argumen yang muncul pun harus berdasarkan pemahaman yang tepat. Evolusi mungkin tidak menjawab semua hal tentang kehidupan, namun hingga saat ini ia tetap menjadi teori ilmiah paling kokoh dalam menjelaskan perjalanan panjang makhluk hidup di Bumi. (FG12)


Artikel ini merupakan "rangkuman dari artikel yang telah tayang di Majalah JKP Edisi 59 dengan judul : "7 Klaim Aneh Ini Dibuat untuk Membantah Teori Evolusi, Faktanya, manusia tidak berevolusi dari monyet"