Bedah Film : Sisi Positif Film A Quite Place Day One -->

Header Menu

Bedah Film : Sisi Positif Film A Quite Place Day One

Jurnalkitaplus
09/08/25

Assalamu'alaikum Sobat Jkpers!

Kembali lagi di bedah film, dari film yang belum atau sudah kamu tonton, namun, belum menemukan apa yang bisa dipelajari dan bekal untuk kita menghadapi kehidupan ini. Ya! Perihal materi kehidupan belum tentu kamu temukan di pelajaran sekolah bahkan kuliah. Tapi, tenang saja! Kini kami hadir untuk meringkas sebuah film 'A Quite Place Day One'

Gimana jadinya kalo dunia tidak seberisik yang saat ini? Sama seperti kita berada di tempat yang sunyi membuat diri kita lebih tenang. Hanya saja, di film ini, tidak terbayangkan jika memang benaran ada di dunia ini secara nyata, jika suara sedikit apapun dari kita terdengar langsung ditargetkan oleh mahluk atau monster. Tapi, dari sini kita sadar bahwa lagi-lagi pembahasan film ini ada pelajarannya :

1. Keheningan sebagai Ruang Refleksi dan Fokus Diri

Dalam film: Karakter Samira dituntut hidup dalam keheningan mutlak karena suara kecil bisa membunuh—tapi keheningan ini juga membantunya kembali terkoneksi dengan dirinya sendiri dan apa yang benar-benar ia inginkan: pizza favorit, kenangan masa kecil, dan terakhir kali bersyukur atas hidupnya.

Refleksi yang terjadi : Hidup kita dikelilingi gangguan—chat nonstop, notifikasi, kebisingan sosial media. Sama seperti Samira, kita perlu menyisihkan waktu untuk tenang, refleksi, atau meditasi. Ini membantu mengurangi stres, memperbaiki fokus, dan menguatkan kreativitas.

2. Kerjasama dan Solidaritas di Tengah Krisis

Dalam film: Baik Samira maupun Eric saling tolong dalam suasana penuh ketakutan. Mereka berbagi sumber daya, melindungi satu sama lain, dan saling menguatkan.

Refleksi yang terjadi : Saat pandemi, krisis iklim, atau tekanan ekonomi, solidaritas dan kerjasama tetap krusial. Masyarakat yang saling menopang—seperti berbagi makanan, membantu ekonomi lokal, atau mendukung kesehatan mental satu sama lain—akan lebih mudah melewati tantangan bersama.

3. Hubungan Emosional dengan Hewan Sebagai Dukungan Mental

Dalam film: Frodo, si kucing kantor, lebih dari teman. Ia memberikan harapan, kekuatan, dan penghilang kesepian di momen terberat Samira .

Refleksi yang terjadi : Banyak orang mengadopsi hewan peliharaan untuk menemani ketika stres, anxiety, atau bahkan hanya ingin merasa dicintai. Studi menunjukkan bahwa interaksi dengan hewan menurunkan kecemasan, menurunkan tekanan darah, dan memberi rasa tanggung jawab baru.

4.Keberanian Bertindak Demi Mewujudkan Impian

Dalam film: Samira, yang merupakan pasien kanker stadium lanjut, tetap memilih "akhiri hidup dengan kenangan indah." Ia meminta pizza terakhir dan mendengarkan lagu favoritnya, menolak takut pada akhir hidup.

Refleksi yang terjadi : Ketika hidup penuh ketidakpastian—wabah, resesi—bahkan tindakan kecil untuk mewujudkan impian berarti. Misalnya belajar alat musik, traveling impromptu, atau sekadar quality time dengan orang dekat—ini semua mendefinisikan kehidupan yang bermakna.

5. Komunikasi Nonverbal: Lebih dari Kata-Kata

Dalam film: Karena larangan suara, Samira dan Eric harus berkomunikasi tanpa bicara—bahasa tubuh, tatapan, dan kepekaan menjadi alat utama.

Refleksi yang terjadi : Meski kita berkirim teks dan emoji, komunikasi nyata—senyum, pelukan, tatap mata—justru makin langka. Kita perlu menyadari bahwa bahasa tubuh adalah alat kuat untuk memberi dukungan emosional, memperkuat koneksi antar manusia.

6. Ketangguhan Mental dan Kreativitas dalam Bertahan

Dalam film: Karakter memanfaatkan insting dan kreativitas—pencarian obat, jalan rahasia, hingga trik magis—untuk bertahan hidup.

Refleksi yang terjadi : Dunia menuntut kita untuk adaptif—remote working, digital nomad, bahkan reskilling. Kreativitas dan solusi improvisatif (seperti masak di rumah, buat bisnis online, atau belajar skill baru) jadi kunci bertahan dan berkembang.

Dari film ini kita belajar untuk bisa mengingatkan diri kita sendiri dalam berhenti sesaat coba untuk bersyukur dan menjalani hidup seutuhnya bahkan ketika semua tampak kacau sekalipun.

FAI (32)