Cek Kesehatan Gratis untuk Pelajar: Deteksi Dini, Budaya Sehat, dan Investasi Masa Depan -->

Header Menu

Cek Kesehatan Gratis untuk Pelajar: Deteksi Dini, Budaya Sehat, dan Investasi Masa Depan

Jurnalkitaplus
06/08/25


Jurnalkitaplus — Pemerintah meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi 53,8 juta anak sekolah dari tingkat SD hingga SMA se-Indonesia. Program ini dimulai serentak pada 4 Agustus 2025, dengan target rampung pada Desember tahun ini. Salah satu sekolah yang menjadi lokasi pemeriksaan adalah SMAN 6 Tangerang Selatan, di mana 1.225 siswa mengikuti rangkaian pemeriksaan kesehatan.


Dalam pelaksanaannya, siswa seperti Divaanca Krista Putri dan Barazati Aulia Akbar mengalami langsung pemeriksaan menyeluruh, mulai dari tes gula darah hingga kesehatan jiwa dan reproduksi. Meski sempat takut jarum suntik, Divaanca akhirnya menjalani pemeriksaan lengkap. Sementara itu, Barazati yang baru pertama kali diperiksa, mendapat catatan penting terkait risiko obesitas. Ia diminta mulai mengubah gaya hidup dengan menjaga pola makan dan rutin berolahraga.


14 Jenis Pemeriksaan di Jenjang SMA

Program CKG untuk siswa SMA mencakup 14 jenis pemeriksaan, termasuk status gizi, kebiasaan merokok, tekanan darah, gula darah, TB, talasemia, anemia, mata, telinga, gigi, hingga kesehatan reproduksi. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa anemia pada remaja putri dan gangguan penglihatan menjadi temuan terbanyak. Oleh karena itu, selain pemeriksaan, remaja putri juga diberikan tablet tambah darah setiap minggu selama tiga bulan untuk mencegah anemia dan stunting.


Bangun Budaya Sehat Sejak Dini

Kepala BKPK Asnawi Abdullah menekankan bahwa program ini bukan hanya untuk mendeteksi penyakit, tetapi juga membangun budaya hidup sehat. “Paradigma masyarakat harus berubah, dari datang ke fasilitas kesehatan saat sakit, menjadi datang saat sehat untuk mengetahui risiko,” ujarnya. Sekolah dianggap sebagai pintu masuk yang efektif untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat sejak dini.


Efisiensi Biaya Kesehatan Jangka Panjang

Menurut data BPJS Kesehatan, beban biaya untuk penyakit katastropik meningkat dari Rp17,91 triliun pada 2021 menjadi Rp34,75 triliun pada 2023. Dengan deteksi dini melalui program ini, penyakit seperti jantung, diabetes, stroke, dan talasemia diharapkan bisa dicegah sejak awal. Hal ini diyakini dapat menekan biaya kesehatan negara dalam jangka panjang.


Tantangan dan Harapan

Ketua Umum IAKMI, Dedi Supratman, menilai CKG sebagai momentum penting untuk edukasi kesehatan. Namun, ia mengingatkan pentingnya keberlanjutan program, integrasi dengan UKS, kesiapan tenaga kesehatan, dan ketersediaan bahan medis habis pakai. Tanpa itu, program berisiko mandek dan tidak berdampak jangka panjang.


Investasi Kesehatan Nasional

Program CKG bukan hanya langkah strategis untuk menjaga generasi muda tetap sehat, tetapi juga investasi kesehatan nasional. Dengan keterlibatan semua pihak—sekolah, keluarga, dan pemerintah—program ini berpotensi menjadi tonggak penting dalam menciptakan generasi Indonesia yang lebih sehat, sadar risiko, dan siap menghadapi masa depan. (FG12)