Bedah Film : Sisi Positif Drama Friendly Rivalry -->

Header Menu

Bedah Film : Sisi Positif Drama Friendly Rivalry

Jurnalkitaplus
17/09/25

Assalamu'alaikum Sobat Jkpers!

Kembali lagi di bedah film, dari film yang belum atau sudah kamu tonton, namun, belum menemukan apa yang bisa dipelajari dan bekal untuk kita menghadapi kehidupan ini. Ya! Perihal materi kehidupan belum tentu kamu temukan di pelajaran sekolah bahkan kuliah. Tapi, tenang saja! Kini kami hadir untuk meringkas sebuah drama 'Friendy Rivalry'

Persaingan antara murid untuk bisa mendapatkan peringkat terbaik supaya bisa masuk kampus bergengsi. Nyatanya, memang mungkin masih terjadi. Liciknya para pemilik kuasa untuk mendapatkan pertanyaan yang jelas akan muncul di ujian perguruan tinggi. Di sini kita belajar :

1. Kompetisi Sehat Mendorong Kemajuan

Drama ini menunjukkan bahwa memiliki saingan bukanlah sesuatu yang buruk. Rivalitas yang sehat justru bisa menjadi pemicu untuk berkembang, memperbaiki diri, dan bekerja lebih keras tanpa saling menjatuhkan.

Refleksi yang terjadi :Saingan yang baik akan menumbuhkan, bukan menghancurkanmu.

2. Pentingnya Komunikasi dan Empati

Di balik persaingan, para tokoh tetap mencoba memahami sudut pandang satu sama lain. Konflik yang terjadi lebih sering diselesaikan dengan dialog dan refleksi diri.

Refleksi yang terjadi :Empati dan komunikasi terbuka bisa mengubah musuh menjadi mitra.

3. Persahabatan Bisa Tumbuh dari Persaingan

Drama ini memperlihatkan bahwa dua orang dengan kepribadian dan tujuan berbeda bisa tetap membangun persahabatan yang kuat setelah melalui berbagai konflik.

Refleksi yang terjadi : Jangan menutup hati pada orang yang berbeda darimu — bisa jadi mereka justru membawa pelajaran penting dalam hidupmu.

4. Fokus Pada Diri Sendiri

Alih-alih hanya terobsesi mengalahkan saingan, karakter dalam Friendly Rivalry belajar untuk lebih fokus meningkatkan diri sendiri.

Refleksi yang terjadi : Fokus pada perkembangan dirimu sendiri akan membawamu lebih jauh daripada sekadar membandingkan diri dengan orang lain.

5. Gagal Bukan Akhir, Tapi Proses Belajar

Saat kalah dalam kompetisi, para tokoh menunjukkan bahwa kegagalan bukan sesuatu yang memalukan, tapi bahan bakar untuk bangkit lebih kuat.

Refleksi yang terjadi :Gagal adalah bagian dari perjalanan menuju keberhasilan.

FAI (32)