Bedah Film : Sisi Positif Film Emergency Declaration -->

Header Menu

Bedah Film : Sisi Positif Film Emergency Declaration

Jurnalkitaplus
26/09/25



Assalamu'alaikum Sobat Jkpers!

Kembali lagi di bedah film, dari film yang belum atau sudah kamu tonton, namun, belum menemukan apa yang bisa dipelajari dan bekal untuk kita menghadapi kehidupan ini. Ya! Perihal materi kehidupan belum tentu kamu temukan di pelajaran sekolah bahkan kuliah. Tapi, tenang saja! Kini kami hadir untuk meringkas sebuah film 'Emergency Declaration'

Jika ada di posisi yang terdesak, melibatkan nyawamu dan nyawa orang lain, siapa yang akan kamu selamatkan? Banyak hal yang mungkin: "Ah! Berlebihan deh!" padahal dengan memastikan semuanya aman justru bisa menyelamatkan diri sendiri dan orang lain.

1. Pentingnya Empati dalam Situasi Darurat

Saat dunia menghadapi situasi genting (seperti pandemi, bencana, atau konflik), empati menjadi kekuatan utama untuk menjaga kemanusiaan tetap hidup.

Kita hidup di era pasca-pandemi, perubahan iklim ekstrim, dan instabilitas global. Menumbuhkan empati terhadap sesama—baik lewat membantu korban bencana, memberi ruang pada orang lain yang sedang berjuang, atau saling menguatkan di media sosial—adalah bentuk kepahlawanan kecil yang sangat dibutuhkan sekarang.

2. Keberanian untuk Melindungi Orang Lain Meski Dihadapkan pada Rasa Takut

Banyak karakter dalam film ini yang memilih bertindak demi keselamatan bersama, meskipun mereka sendiri berada dalam risiko besar.

Refleksi yang terjadi : Di tengah meningkatnya individualisme, film ini mengingatkan kita bahwa keberanian bukan hanya soal melawan, tapi tentang berdiri untuk kebaikan orang lain. Seperti relawan bencana, tenaga kesehatan, atau bahkan mereka yang berani speak-up membela keadilan di masyarakat.

3. Peran Penting Komunikasi yang Jujur dan Transparan

Salah satu konflik utama dalam film ini adalah kurangnya keterbukaan antara pemerintah dan publik, yang justru memperparah situasi.

Refleksi yang terjadi : Dunia digital kini dipenuhi hoaks dan informasi palsu. Film ini menegaskan betapa pentingnya komunikasi yang jujur dan transparan, baik dalam hubungan pribadi, bisnis, maupun kebijakan publik.

4. Kecanggihan Teknologi Harus Diimbangi Etika

Penjahat dalam film memanfaatkan bioteknologi untuk menciptakan teror. Ini mengingatkan bahwa teknologi tanpa kontrol moral bisa jadi bumerang.

Refleksi yang terjadi :Saat AI, bioteknologi, dan digitalisasi makin canggih, kita harus tetap mengedepankan etika dan kemanusiaan dalam penggunaannya. Ini berlaku untuk semua, dari startup hingga influencer.

5. Kolaborasi Lintas Profesi dan Negara Itu Kunci Solusi Global

Film menunjukkan kerja sama antara kru pesawat, polisi, pejabat pemerintah, dan warga sipil yang bersatu demi mengatasi krisis.

Refleksi yang terjadi :Dunia masa kini penuh dengan tantangan global (pandemi, krisis energi, pemanasan global). Tidak bisa hanya satu pihak yang bekerja—diperlukan kolaborasi lintas bidang dan bahkan lintas negara untuk menciptakan solusi nyata.

6. Rasa Bersyukur dan Kesadaran Akan Hidup

Dalam ancaman kematian, karakter menyadari betapa berharganya waktu, keluarga, dan momen kecil dalam hidup.

Refleksi yang terjadi : Kita sering lupa bersyukur dan hidup dalam mode autopilot. Film ini mengingatkan untuk lebih hadir, mencintai orang-orang terdekat, dan tidak menunda-nunda kebahagiaan sederhana.

7. Kepemimpinan Bukan Sekadar Jabatan, Tapi Tanggung Jawab Nyata

Pemimpin yang baik diuji saat krisis. Dalam film ini, kita melihat siapa yang layak disebut pemimpin—bukan yang hanya punya posisi, tapi yang berani mengambil keputusan sulit demi kebaikan bersama.

Refleksi yang terjadi : Cocok bagi semua kalangan, termasuk anak muda yang mulai memimpin tim, komunitas, atau bisnis. Kepemimpinan adalah aksi, bukan simbol.

FAI (32)