Bedah Film : Sisi Positif Film Teka Teki Tika -->

Header Menu

Bedah Film : Sisi Positif Film Teka Teki Tika

Jurnalkitaplus
28/09/25


Assalamu'alaikum Sobat Jkpers!

Kembali lagi di bedah film, dari film yang belum atau sudah kamu tonton, namun, belum menemukan apa yang bisa dipelajari dan bekal untuk kita menghadapi kehidupan ini. Ya! Perihal materi kehidupan belum tentu kamu temukan di pelajaran sekolah bahkan kuliah. Tapi, tenang saja! Kini kami hadir untuk meringkas sebuah film 'Teka Teki Tika'

Mungkin bukan soal kita sedarah, tapi ini soal kejujuran yang bisa menyelamatkan banyak orang. Karena telah dirugikan beberapa pihak yang seenaknya menginjak jerih payah kita. Dari film ini kita tahu bahwa :

1. Keluarga Tidak Selalu tentang Darah, Tapi tentang Kejujuran

 "Tika mungkin bukan anak kandung mereka. Tapi dialah satu-satunya yang membuat mereka jujur."

Banyak keluarga berusaha menyembunyikan konflik dengan alasan menjaga nama baik. Tapi film ini menunjukkan bahwa justru kejujuran — walau menyakitkan — yang bisa mendamaikan hati.

Refleksi yang terjadi : Banyak generasi muda yang sedang "berjarak" dengan keluarga karena perbedaan pandangan. Film ini mengajak kita: jangan takut buka suara, terutama demi keutuhan dan pemulihan hubungan.

2. Tampil Sempurna = Tidak Selalu Bahagia

 "Keluarga ini kelihatan bahagia di luar. Tapi di dalam, penuh rahasia."

Budaya "harus terlihat sukses" masih kuat di Indonesia. Di media sosial, banyak orang memamerkan kehidupan keluarga yang tampak harmonis, padahal mungkin penuh konflik.

Refleksi yang terjadi :Film ini mengingatkan kita untuk tidak membandingkan diri dengan "keluarga ideal" di Instagram, karena yang terpenting bukan citra, tapi kenyataan.

3. Rahasia yang Disimpan Terlalu Lama Bisa Meledak

 "Tika bukan hanya anak. Dia seperti simbol yang datang untuk meledakkan semua kebohongan."

Pak Budiman menyimpan rahasia besar. Tapi karena ditutup rapat-rapat, dampaknya justru menghancurkan kepercayaan dalam keluarganya.

Refleksi yang terjadi :Dalam kehidupan sehari-hari, ini mirip dengan orang tua atau pasangan yang menyembunyikan sesuatu demi 'kebaikan'. Film ini mengajarkan: transparansi membangun kepercayaan, sedangkan rahasia bisa jadi bom waktu.

4. Orang Lain Bisa Datang Mengubah Hidup Kita

 "Kehadiran orang asing kadang bisa bikin kita sadar siapa diri kita sebenarnya."

Tika hadir seperti "gangguan". Tapi justru karena dia, keluarga Budiman jadi berani introspeksi.

Refleksi yang terjadi :Sama halnya dalam hidup: kadang kita perlu "orang baru" atau kejadian tak terduga untuk membuka mata dan belajar hal besar yang tak kita sadari sebelumnya.

5. Kritik Sosial tentang Kelas, Warisan, dan Kesombongan

 "Keluarga ini merasa tinggi karena uang, tapi rapuh karena ego."

Film ini secara satir mengkritik orang kaya yang merasa kebal karena punya pengaruh dan kekayaan. Tapi justru itu jadi penyebab konflik, karena semua merasa "paling benar".

Refleksi yang terjadi : kita hidup di era di mana orang mudah terjebak dalam "status". Film ini mengingatkan: nilai manusia bukan dari hartanya, tapi dari sikapnya.

6. Penerimaan Diri dan Pengampunan Itu Kunci

 "Tika mungkin penuh teka-teki, tapi dia mengajarkan mereka untuk berdamai."

Akhir cerita menunjukkan bahwa semua orang punya sisi rapuh dan pernah salah. Yang penting adalah: apakah kita bersedia saling memaafkan dan memperbaiki?

Refleksi yang terjadi :Relevan banget buat hubungan keluarga, persahabatan, bahkan pernikahan. Ego bisa menghancurkan, tapi pengampunan bisa menyelamatkan.

FAI (32)