Assalamu'alaikum Sobat Jkpers!
Kembali lagi di bedah film, dari film yang belum atau sudah kamu tonton, namun, belum menemukan apa yang bisa dipelajari dan bekal untuk kita menghadapi kehidupan ini. Ya! Perihal materi kehidupan belum tentu kamu temukan di pelajaran sekolah bahkan kuliah. Tapi, tenang saja! Kini kami hadir untuk meringkas sebuah serial 'Along with The Gods : The Two Worlds'
Dari serial ini seolah menampar para penonton untuk refleksi pada perbuatan selama di dunia. Kamu harus tahu bahwa :
1. Pentingnya Tanggung Jawab atas Pilihan Hidup
Tokoh utama Kim Ja-hong diadili di alam baka atas setiap keputusan hidupnya.
Refleksi yang terjadi : Setiap keputusan yang kita buat hari ini, sekecil apapun, memiliki konsekuensi. Dalam kehidupan nyata, terutama di era digital saat jejak digital mudah terlacak, kita harus semakin berhati-hati dalam memilih perkataan dan tindakan. Misalnya, menyebarkan berita hoax bisa berdampak pada reputasi, bahkan hukum.
2. Kasih Sayang Keluarga Tak Terlihat Tapi Nyata
Terungkap bahwa Ja-hong menyimpan beban besar sebagai tulang punggung keluarga.
Refleksi yang terjadi :Banyak orang di masa kini memikul beban yang tidak mereka tunjukkan. Kita perlu belajar untuk lebih peka terhadap sesama, menghargai kerja keras anggota keluarga, dan jangan menganggap kebaikan orang terdekat sebagai kewajiban mereka semata.
3. Penyesalan Tak Akan Mengubah Masa Lalu
Ja-hong menyesali tindakan masa lalu terhadap ibunya yang tuna rungu.
Refleksi yang terjadi :Di tengah kesibukan dan ego hari ini, kita sering menunda-nunda permintaan maaf atau ungkapan sayang. Film ini mengajarkan pentingnya menyelesaikan konflik dan menunjukkan kasih sayang selagi masih ada waktu. Relevan banget di zaman modern saat relasi makin renggang karena distraksi digital.
4. Kesempatan Kedua untuk Menebus Diri
Pengadilan akhirat dalam film memberi ruang untuk pembelaan dan penebusan.
Refleksi yang terjadi : Hidup selalu memberi kesempatan kedua, bahkan ketiga. Asal ada niat, kita bisa memperbaiki kesalahan. Di era sekarang, stigma sosial masih kuat, tapi film ini mengajarkan bahwa seseorang bisa berubah dan layak diberi ruang untuk berkembang.
5. Tidak Ada Manusia yang Sempurna
Bahkan seseorang yang dianggap "teladan" memiliki masa lalu kelam dan penyesalan.
Refleksi yang terjadi :Jangan menghakimi seseorang hanya dari satu sisi cerita. Dalam masyarakat yang cepat viral dan menghakimi (cancel culture), penting untuk belajar empati dan melihat manusia secara utuh.
6. Nilai Kebaikan Akan Selalu Dikenang
Tindakan baik Ja-hong di masa lalu menjadi pembela kuat di pengadilannya.
Refleksi yang terjadi : Di zaman penuh persaingan dan ambisi, berbuat baik terkadang dianggap lemah. Tapi film ini menunjukkan bahwa kebaikan akan meninggalkan jejak abadi. Ini menguatkan kita untuk tetap berbuat baik, meski tidak langsung dihargai.
7. Pekerjaan Tak Selalu Mendefinisikan Nilai Hidup
Ja-hong hanyalah petugas pemadam kebakaran, tapi perbuatannya membuatnya "pahlawan" sejati.
Refleksi yang terjadi : Di tengah tekanan untuk sukses secara materi, film ini mengingatkan bahwa nilai seseorang bukan ditentukan dari jabatannya, tapi dari seberapa besar ia berdampak bagi orang lain. Profesi sekecil apapun bisa menyelamatkan hidup.
FAI (32)