Mengutip Saudi Gazette, Selasa (16/9/2025) kecaman internasional dan reaksi keras dari keluarga sandera Israel mencuat namun tidak menghentikan serangan yang terjadi.
Hampir dua tahun sejak konflik dimulai, militer Israel memulai serangan yang melibatkan pengeboman udara dan artileri, drone, bahkan kapal perang dan berniat memperluas ke Kota Gaza, yang menurut pejabat Israel adalah salah satu benteng terakhir Hamas.
Kota yang paling terdampak terlihat di bagian tenggara khususnya di lingkungan al-Daraj, al-Zaytoun, dan al-Sabra.
Tanggapan Eropa
- Menteri Luar Negeri Inggris Yvette Cooper menyebut serangan baru Israel sangat sembrono dan mengerikan (utterly reckless and appalling) dan hanya membawa lebih banyak pertumpahan darah, termasuk warga sipil yang tidak bersalah dan membahayakan sandera tersisa yang ditahan di wilayah tersebut.
- Menteri Luar Negeri Belanda David van Weel menulis di X bahwa intensifikasi operasi Israel di Gaza menyebabkan lebih banyak korban, perpindahan lebih lanjut, dan relokasi paksa penduduk sipil Palestina. "Penderitaan mereka sudah tidak dapat digambarkan," tulisnya.
- Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul mengatakan kepada wartawan bahwa serangan terbaru Israel di Gaza adalah pendekatan yang sama sekali salah (completely the wrong approach).
- Menteri Luar Negeri Swedia Maria Malmer Stenergard menyebut negaranya khawatir dengan serangan baru ini. "Kami telah sangat jelas dari awal ketika rencana ini disajikan bahwa setiap perubahan wilayah dengan paksa akan merupakan pelanggaran hukum internasional," katanya.
Kontradiksi AS
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, menyatakan hubungan bilateral dan kemitraan strategis antara Qatar dan AS dipertimbangkan kembali, buntut serangan terhadap Doha dan dampak perang Israel di Gaza.
"Kami bertekad mempertahankan kedaulatan kami dan mengambil langkah-langkah mencegah pengulangan serangan apa pun," ujar Al-Ansari.
Al-Ansari mencatat bahwa Qatar menghargai sikap negara-negara Arab dan Islam yang mengaktifkan pakta pertahanan bersama, wacana melawan serangan Israel selama KTT darurat di Qatar.
Sehari kemudian, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio tiba di Doha.
Pada satu sisi Rubio dan AS mengatakan, "Pilihan nomor satu kami adalah penyelesaian yang dinegosiasikan." Bahwa mereka mendukung Israel berada di Yerusalem Barat bersama Netanyahu.
Ketika Perdana Menteri Israel Netanyahu akui kemungkinan terjadi lagi serangan ke Qatar, Presiden AS Trump menegaskan di Oval Office, "Netanyahu tidak akan melakukan itu (serangan ke Qatar) lagi." (ALR-26)