Jurnalkitaplus - Gencatan senjata antara Hamas dan Israel telah resmi disepakati pada 9-10 Oktober 2025 setelah kabinet Israel meratifikasi kesepakatan tersebut. Kesepakatan ini merupakan tahap pertama dari rencana perdamaian yang mengakhiri perang dua tahun di Gaza. Gencatan senjata ini meliputi penghentian tembakan selama 60 hari, penarikan sebagian pasukan Israel dari Gaza, pembebasan seluruh sandera yang masih hidup maupun yang meninggal, dan imbalan pembebasan ratusan tahanan Palestina.
Truk bantuan berisi makanan dan obat-obatan segera diizinkan masuk untuk membantu warga yang terdampak perang. Hamas menerima jaminan dari Amerika Serikat dan mediator internasional bahwa perang benar-benar berakhir.
Peran Amerika Serikat
Amerika Serikat menurunkan hingga 200 personel militer untuk mengawasi implementasi kesepakatan damai di wilayah tersebut. Personel ini tidak dikerahkan langsung ke Gaza, melainkan sebagian besar ditempatkan di wilayah Israel dan kawasan sekitar untuk memantau jalannya kesepakatan dan pendirian pasukan stabilisasi internasional di Gaza.
Langkah ini adalah bagian dari rencana 20 poin yang diinisiasi oleh Presiden Donald Trump dan disepakati oleh Hamas dan Israel. Trump juga berencana untuk melakukan kunjungan ke kawasan tersebut untuk menyaksikan pembebasan sandera secara langsung.
Inti Kesepakatan
- Gencatan senjata 60 hari
- Pembebasan sandera Israel
- Pembebasan tahanan Palestina dengan imbalan
- Penarikan sebagian pasukan Israel dari Gaza
- Bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza
- Pengawasan dan stabilisasi oleh internasional dengan peran AS
Kesepakatan ini dianggap sebagai langkah besar menuju perdamaian dan diharapkan dapat mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama di wilayah tersebut.