Assalamu'alaikum Sobat Jkpers!
Jurnalkitaplus - Kembali lagi di bedah film, dari film yang belum atau sudah kamu tonton, namun, belum menemukan apa yang bisa dipelajari dan bekal untuk kita menghadapi kehidupan ini. Ya! Perihal materi kehidupan belum tentu kamu temukan di pelajaran sekolah bahkan kuliah. Tapi, tenang saja! Kini kami hadir untuk meringkas sebuah film 'Coco'
Menurut kamu kehadiran trauma dalam hidup untuk apa? Mungkin, kamu akan menjawab : supaya kita belajar dari kesalahan dan tidak mengulangi hal yang sama. Tapi, tidak serempak kegagalan mu—jelas kegagalan orang juga. Jangan menghalangi, menghakimi bila mana nanti dia sama seperti dirimu. Sepenuhnya bukan salahmu tidak membimbing tapi itu cara mu untuk memberikan dukungan walaupun tetap dalam pantauan mu. Sayangnya, di film ini, seolah "Jangan musik!"
1. Berani Mengejar Mimpi, Sekalipun Ditentang
"Walau semua menentangmu, jangan biarkan impianmu mati."
Miguel mencintai musik, tapi keluarganya sangat menentangnya. Namun ia tetap setia pada mimpinya, dengan cara yang penuh keberanian dan hormat.
Refleksi yang terjadi : bahwa mengejar passion itu penting, meskipun lingkungan tidak selalu mendukung. Banyak anak muda sekarang bingung karena impiannya dianggap "nggak realistis"—misal jadi penulis, pelukis, atau musisi. Tapi Coco membuktikan: asal kamu sungguh-sungguh, jalannya akan terbuka.
2. Pentingnya Menghargai dan Mengenal Keluarga
"Kalau kamu lupa pada keluargamu, kamu kehilangan akar jati dirimu."
Miguel menyadari bahwa mengenal cerita dan perjuangan keluarganya membuka jalan untuk memahami dirinya sendiri.
Refleksi yang terjadi :Di era serba cepat ini, kita sering lupa duduk bareng kakek-nenek, nggak tahu kisah ayah ibu di masa muda, bahkan lupa menyapa keluarga jauh. Film ini mengajak kita untuk merawat hubungan keluarga, menghargai sejarah mereka, dan belajar dari nilai-nilai yang diwariskan.
3. Ingatlah Mereka yang Telah Pergi
"Selama kamu mengingat orang yang kamu cintai, mereka tidak pernah benar-benar pergi."
Di dunia Coco, arwah hanya bisa "hidup" di alam baka jika ada yang masih mengingatnya di dunia nyata.
Refleksi yang terjadi : kita cenderung sibuk dan melupakan akar—jarang ziarah, lupa mendoakan, bahkan membiarkan foto kenangan berdebu. Film ini menyentuh batin—penting untuk mengenang dan menghormati orang-orang yang sudah tiada, bukan cuma karena sedih, tapi agar kita tidak kehilangan arah dan rasa syukur.
4. Jangan Terlalu Cepat Menghakimi Masa Lalu
"Kadang, kita harus mendengar cerita utuh sebelum memutuskan siapa yang salah."
Keluarga Miguel membenci musik karena merasa ditinggal oleh salah satu leluhur mereka. Tapi ternyata, cerita yang mereka percayai selama ini tidak utuh.
Refleksi yang terjadi : kita sering memutuskan seseorang salah hanya dari satu sisi cerita. Film ini mengajarkan pentingnya mencari kebenaran utuh sebelum menghakimi, apalagi saat berurusan dengan luka dan trauma keluarga.
5. Warisan Bukan Sekadar Harta, Tapi Nilai Hidup
"Lagu, tradisi, dan kasih sayang bisa lebih abadi daripada uang."
Di akhir film, Miguel tidak hanya membawa pulang pengetahuan tentang masa lalu, tapi juga menghargai nilai-nilai keluarga, cinta, dan seni yang diwariskan.
Refleksi yang terjadi :Di tengah dunia yang sering mengukur sukses dari uang dan jabatan, Coco mengingatkan bahwa nilai, prinsip, dan kasih adalah harta yang sesungguhnya.
6. Kreativitas Itu Kekuatan
"Musik menyatukan, menyembuhkan, dan menghidupkan."
Lewat musik, Miguel menyampaikan emosi, membangun koneksi, bahkan mengubah pandangan keluarga.
Refleksi yang terjadi : Ini mengingatkan kita bahwa kreativitas bukan sekadar hobi—tapi alat yang bisa menyentuh hati dan menyampaikan pesan yang dalam.
FAI (32)
