Assalamu'alaikum Sobat Jkpers!
Kembali lagi di bedah film, dari film yang belum atau sudah kamu tonton, namun, belum menemukan apa yang bisa dipelajari dan bekal untuk kita menghadapi kehidupan ini. Ya! Perihal materi kehidupan belum tentu kamu temukan di pelajaran sekolah bahkan kuliah. Tapi, tenang saja! Kini kami hadir untuk meringkas sebuah film 'JurnalRisa'
Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Islam mengajarkan kita untuk menghormati kepercayaan orang yang memang sudah memiliki kepercayaan walaupun tidak harus islam. Begitu juga dengan hal yang terjadi di dunia ini mau tak kasat mata sekalipun.
1. Keberanian Menyelidiki dan Menerima Ketidaktahuan
Tim Jurnal Risa—dipimpin Risa dan keluarga—berani masuk ke tempat-tempat angker, meski mereka sendiri nggak pasti apa yang akan mereka temukan, seperti ketika menyelidiki entitas "Samex" yang terkenal menakutkan .
Refleksi yang terjadi : Di era informasi, kita sering takut bertanya atau mendalami hal-hal dianggap "tabu". Padahal, dialog soal isu mental, mistis, atau trauma perlu dilakukan. Keberanian Risa membuka telinga, eksperimen, bahkan saat tidak sepenuhnya percaya, menunjukkan pentingnya sikap kritis dan terbuka.
2. Nilai Kebersamaan & Chemistry Keluarga sebagai Support System
Risa tampil bersama sepupu-sepupu dan keluarga dekat, membentuk tim solid. Chemistry mereka terasa natural seperti dokumenter asli, bukan sekadar dramatisasi .
Refleksi yang terjadi : Saat banyak konten mengedepankan individualisme, film ini menegaskan bahwa support system (keluarga/teman dekat) adalah kunci saat menghadapi rasa takut, trauma, atau stres. Bekerja bersama, berbagi cerita—itu membantu mengurangi beban mental.
3. Pengenalan Budaya Lokal: Edukasi Lewat Horor
Tak hanya ketegangan, film ini memperkenalkan budaya Sunda: bahasa, adat, keris kujang, serta ritual tradisional yang ditampilkan secara autentik .
Refleksi yang terjadi : Saat globalisasi mempengaruhi tren budaya, menjaga identitas lokal jadi penting. Konten seperti ini bisa jadi pintu masuk untuk penonton muda mempelajari budaya nenek moyang—meski dalam kemasan modern dan menghibur.
4. Relasi dengan Alam & Tradisi Sehat
Tim melibatkan ritual kuno dan pemanggilan entitas di pedesaan, bukan hanya untuk sensasi, tapi juga menunjukkan peduli terhadap lokasi, tata krama adat, dan spiritualitas lokal .
Refleksi yang terjadi : Di zaman serba cepat dan digital, kita perlu mengembalikan penghormatan terhadap alam serta adat istiadat tradisional. Itu bukan sekadar hiburan mistis, tapi cara menghargai ekosistem dan budaya yang tinggi nilai moralnya.
Tuhan memberikan kelebihan ke kita bukan untuk merendahkan diri sendiri karena berbeda. Bisa jadi untuk membantu menyelesaikan dari hal yang masih ada kesalahpahaman.
FAI (32)