BRIN Peringatkan Risiko Tsunami 1,8 Meter di Jakarta, Ancaman Meluas ke Banten dan Lampung -->

Header Menu

BRIN Peringatkan Risiko Tsunami 1,8 Meter di Jakarta, Ancaman Meluas ke Banten dan Lampung

Jurnalkitaplus
27/10/25


Jurnalkitaplus – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengeluarkan peringatan serius terkait potensi tsunami setinggi 1,8 meter yang bisa melanda pesisir utara Jakarta dalam waktu 2,5 jam setelah gempa megathrust di Selatan Jawa terjadi. Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa, menjelaskan bahwa potensi ini muncul apabila segmen megathrust di wilayah Selatan Jawa melepaskan energi sekaligus, yang dapat memicu gempa dahsyat hingga magnitudo 8,7 serta tsunami besar dengan gelombang mencapai 20 meter di pesisir selatan Jawa.


Tidak hanya Jakarta yang berisiko, seluruh pesisir Banten juga diperkirakan akan terdampak tsunami dengan ketinggian antara 4 hingga 8 meter. Wilayah Lampung yang menghadap ke Selat Sunda juga berpotensi mengalami dampak serupa. BRIN dan BMKG menegaskan bahwa energi tektonik yang terakumulasi di zona subduksi selatan Jawa kian meningkat, sehingga risiko gempa megathrust dan tsunami terus membayangi.


Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa mitigasi bencana harus menjadi fokus utama dibandingkan hanya mengandalkan peringatan. Sistem peringatan dini tsunami (InaTEWS) telah dipasang dan sirine diuji secara rutin. BMKG juga bekerjasama dengan negara-negara di kawasan Samudra Hindia lewat Indian Ocean Tsunami Information Center untuk meningkatkan edukasi dan kesiapsiagaan masyarakat.


BRIN juga menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat, terutama di daerah padat penduduk seperti Jakarta, dengan langkah penguatan struktur bangunan (retrofitting) guna mengurangi risiko kerusakan berat. Masyarakat diimbau memahami jalur evakuasi dan rutin mengikuti simulasi bencana sebagai upaya antisipasi.


Dengan potensi tsunami yang dapat datang hanya dalam hitungan jam, komunikasi cepat dan teknologi peringatan lewat SMS dan aplikasi juga dikembangkan untuk memberikan informasi dini dan menyelamatkan nyawa. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat kesiapsiagaan masyarakat sekaligus mengurangi dampak bencana besar yang mengintai kawasan Selat Sunda dan sekitarnya. (Fg12)