Jurnalkitaplus - Mobilitas modern di kawasan industri, logistik, dan destinasi wisata seperti Labuhan Bajo dan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali masih menjadi tantangan.
Kawasan industri sendiri merupakan pusat produksi dan manufaktur yang menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Kawasan logistik dan destinasi wisata, seperti Labuhan Bajo serta bandara modern saat ini masih menjadi tulang punggung mobilitas barang dan orang.
Institut Teknologi Bandung atau ITB dalam unggahannya di YouTube bertajuk, "AVA (Autonomous Vehicle)" 18 September 2025 lalu mengakui bahwa penerapan teknologi kendaraan otonom di Indonesia masih bergantung pada sensor berbiaya tinggi seperti LiDAR atau GPS serta memiliki keterbatasan menghadapi lingkungan yang dinamis dan kondisi pencahayaan ekstrem.
Mereka pun menghadirkan kendaraan otonom berbasis kamera adaptif tanpa sensor mahal, dengan platform drive by wire hemat biaya bernama AVA.
AVA dengan kepanjangan Autonomous vehicle (kendaraan otonom) merupakan mobil tanpa pengemudi yang bergerak secara otomatis melalui sistem komputasi cerdas.
Mobil ini adalah prototype AV listrik hasil kolaborasi riset kampus dan industri. Dikembangkan dengan teknologi visual dan kontrol kendaraan berbasis AI. Bernavigasi dalam berbagai kondisi cuaca dan pencahayaan.
Fitur utamanya mencakup operasi otonom penuh di area tertutup, sistem kemudi antar muka layar sentuh, yang memudahkan interaksi pengguna. Dengan kapasitas empat penumpang, AVA ditenagai motor BLDC 3 kW, baterai Live PO 4 8 kWh dan mampu menempuh jarak hingga 100 km dalam sekali isi ulang.
Institut Teknologi Bandung/YouTube
Menjadi mata kendaraan, Kamera adaptif mendeteksi jalur dan rintangan. Sistem drive by wire nya mengatur kemudi, gas, dan rem secara elektronik.
Motor dan baterai menjaga efisiensi dan keandalan daya. Inovasi ini memperkuat riset kecerdasan visual dan sistem otonom di ITB. AVA bukan hanya inovasi teknologi, tapi juga wadah kolaborasi riset berkelanjutan, pemberdayaan industri lokal, keterlibatan generasi muda bagian dari ekosistem global yang berkembang pesat.
Para peneliti ITB mengajak agar seluruh elemen Indonesia mendukung pengembangan teknologi AVA terutama transformasi transportasi yang meningkatkan keselamatan, kenyamanan, dan efisiensi operasional. (ALR-26)
