Jurnalkitaplus – Nama Ammar Zoni dulu dikenal sebagai salah satu aktor muda berbakat dengan karier cemerlang di dunia hiburan Tanah Air. Namun kini, sosok yang pernah menjadi idola remaja itu kembali menjadi sorotan publik bukan karena prestasi, melainkan karena jerat narkoba yang tak kunjung lepas.
Dari Aktor Populer ke Tersangka Kasus Narkoba
Ammar Zoni, yang populer lewat sinetron 7 Manusia Harimau, telah tiga kali tertangkap terkait penyalahgunaan narkoba—pada 2017, 2023, dan kini di 2025. Kasus terbarunya bahkan lebih berat: ia diduga menjadi pengedar narkoba dari dalam tahanan Rutan Salemba.
Dalam aksinya, Ammar tidak sendirian. Ia diduga mengedarkan sabu dan tembakau sintetis bersama lima napi lainnya. Komunikasi antarjaringan dilakukan melalui aplikasi terenkripsi Zangi. Aksi itu terungkap setelah petugas mencurigai gerak-geriknya di rutan.
Kuasa hukum dan sahabat dekat Ammar, Christopher, mengaku sangat kecewa. “Kami capek, dulu masih bisa dibilang korban. Tapi kalau sudah jadi pengedar, ya harus diberantas,” ujarnya tegas. Keluarga Ammar pun mengaku terpukul dan lelah setelah berbagai upaya untuk menyembuhkan Ammar dari kecanduan narkoba berujung sia-sia.
Hidup Penuh Lika-liku dan Transformasi yang Tertunda
Lahir di Depok pada 8 Juni 1993, Ammar Zoni muda dikenal sebagai sosok penuh semangat dan pekerja keras. Ia mengawali karier dari dunia modeling, lalu menapaki dunia akting hingga menjadi bintang utama di berbagai sinetron populer. Namun di balik kesuksesan itu, Ammar menyimpan masa lalu yang kelam — kehilangan ibu dan adik sejak muda, serta masa remaja yang keras.
Kehidupan pribadinya sempat menjadi inspirasi ketika ia menikah dengan Irish Bella pada 2019 dan dikaruniai dua anak. Sayangnya, kebahagiaan itu tak bertahan lama. Rumah tangga mereka kandas pada 2023, salah satu alasannya karena Ammar kembali tersandung kasus narkoba.
Setelah penangkapan sebelumnya, Ammar sempat menunjukkan perubahan. Ia rajin beribadah, rutin olahraga di tahanan, bahkan dipercaya menjadi humas masjid lapas. Namun, perubahan itu ternyata tak bertahan lama. Kali ini, Ammar justru diduga memperdagangkan narkoba dari balik jeruji, bukan sekadar pengguna.
Dari Salemba ke Nusakambangan
Keterlibatan Ammar dalam peredaran narkoba di dalam rutan membuat Kementerian Hukum dan HAM mengambil langkah tegas. Pada Kamis (16/10/2025), Ammar Zoni resmi dipindahkan ke Lapas Super Maximum Security Nusakambangan, bersama lima narapidana lain yang juga terlibat jaringan narkoba.
“Ini bukti keseriusan pemerintah bahwa siapa pun yang terlibat peredaran narkoba akan ditindak, termasuk publik figur,” tegas Rika Aprianti, Kasubdit Kerja Sama Ditjen Permasyarakatan.
Ammar kini dikategorikan sebagai warga binaan berisiko tinggi (high risk inmate). Di Nusakambangan, ia akan menjalani pembinaan dengan pengawasan ketat di bawah sistem keamanan super maksimum.
Cermin Kelam Dunia Hiburan dan Pelajaran untuk Publik
Kasus Ammar Zoni bukan sekadar kisah kejatuhan seorang artis, melainkan potret nyata bahaya narkoba yang tak pandang status. Dari artis terkenal, ayah dua anak, hingga kini menjadi narapidana di pulau penjara, perjalanan hidup Ammar menunjukkan betapa kuatnya jerat kecanduan jika tak benar-benar diatasi.
Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), faktor utama penyalahgunaan narkoba meliputi rasa ingin tahu tinggi, tekanan sosial, stres, dan akses yang mudah terhadap barang haram. Dunia hiburan yang penuh tekanan dan ekspektasi sering membuat pelaku mencari pelarian instan—dan di sinilah jebakan itu dimulai.
Kasus Ammar menjadi pengingat bahwa narkoba bukan sekadar pelanggaran hukum, tapi penyakit sosial dan mental. Rehabilitasi dan dukungan psikologis seharusnya menjadi fokus utama, bukan hanya hukuman. Tanpa pemulihan yang menyeluruh, pengguna bisa kembali terjerumus, seperti yang dialami Ammar Zoni.
Jatuh, Bangkit, dan Harapan Baru
Kisah Ammar Zoni adalah cermin pahit dari perjalanan manusia yang pernah bersinar, lalu jatuh karena kesalahan yang berulang. Dari ketenaran hingga keterpurukan, dari red carpet ke sel isolasi Nusakambangan, perjalanan ini menyimpan pelajaran penting: ketenaran tak menjamin kebahagiaan, dan narkoba hanya membawa kehancuran.
Kini, publik hanya bisa berharap agar di balik dinding dingin Nusakambangan, Ammar Zoni benar-benar menemukan jalan pulang — bukan ke panggung hiburan, tapi ke kesadaran diri dan pertobatan sejati. (FG12)

