Halo JKPers! Gimana kabarnya? Semoga selalu on-track ya, apalagi di tengah hiruk pikuk berita yang makin hari makin cepat.
Kali ini, tim kita mau bedah satu berita yang lagi hot banget dari kancah ekonomi global dan nasional. Siap-siap pasang mata dan telinga, karena ini bukan cuma soal duit, tapi juga masa depan aset kamu!
Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah: Benarkah Aset "Safe Haven" Lagi Naik Daun?
Jurnalkitaplus – Kabar gembira (sekaligus bikin deg-degan) datang dari pasar komoditas. Harga emas global tercatat melesat dan bahkan mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah pada Senin pagi, 6 Oktober 2025. Data dari Refinitiv menunjukkan bahwa harga emas dunia sempat menyentuh level US$ 3.919,19 per troy ons, sebelum akhirnya berada di sekitar US$ 3.910,39 per troy ons, naik sekitar 0,61%.
Kenaikan ini bukan cuma terjadi di pasar global lho. Di Indonesia, harga emas batangan (Antam) juga ikut-ikutan pecah rekor.
Kenapa Emas Bisa Gila-gilaan Begitu?
JKPers perlu tahu, kenaikan harga emas setinggi langit ini bukan tanpa alasan. Ada beberapa faktor utama yang jadi pemicu, dan semuanya berhubungan erat dengan ketidakpastian di tingkat global:
1. Ketidakpastian Ekonomi Global: Ini adalah alasan klasik kenapa emas selalu jadi primadona. Ketika kondisi ekonomi dunia lagi galau (misalnya ada isu resesi, konflik geopolitik yang memanas, atau inflasi yang susah dikendalikan), investor pasti akan lari ke aset yang dianggap paling aman, alias safe haven. Emas dipercaya bisa melindungi nilai kekayaan dari pelemahan mata uang atau gejolak pasar saham.
2. Ekspektasi "Pangkas Bunga" Bank Sentral: Walaupun belum semua Bank Sentral melakukan, ekspektasi pasar bahwa bank-bank sentral besar (termasuk The Fed di AS) akan melanjutkan kebijakan memangkas suku bunga jadi bensin buat harga emas. Kenapa?
3. Suku bunga yang lebih rendah bikin aset berbasis bunga (kayak obligasi atau deposito) jadi kurang menarik.
4. Investor otomatis pindah ke aset non-bunga seperti emas. Ditambah lagi, suku bunga rendah biasanya melemahkan Dolar AS (USD), padahal harga emas diukur pakai Dolar. Kalau Dolar melemah, emas jadi lebih murah buat dibeli pakai mata uang lain, yang akhirnya mendorong permintaan dan harga emas.
5. Permintaan Bank Sentral (Institusional): FYI, bank-bank sentral di berbagai negara juga jadi pembeli emas besar-besaran. Mereka membeli emas untuk diversifikasi cadangan devisa mereka dan mengurangi ketergantungan pada Dolar AS. Permintaan institusi sebesar ini jelas banget mendongkrak harga.
Data dan Sumber
6. Data Harga Global: Berdasarkan data Refinitiv per 6 Oktober 2025 pagi, harga emas global berada di level US$ 3.910,39 per troy ons, dan sempat menyentuh rekor US$ 3.919,19 per troy ons. Kenaikan hariannya sekitar 0,61%.
7. Sumber Berita: Antara News dan Madiun Today yang mengutip data tersebut, mencatat bahwa harga emas terus mencetak rekor tertinggi di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Dampak ke Kita dan Pasar Indonesia
Buat JKPers yang sudah investasi emas (fisik, digital, atau tabungan emas), tentu ini kabar baik banget. Nilai aset kalian melonjak tajam!
Namun, bagi yang baru mau beli, harga yang super tinggi ini bisa jadi dilema. Pihak analis memperkirakan, selama ketidakpastian global masih ada dan bank sentral punya potensi untuk pangkas bunga, harga emas masih punya energi untuk terus menguat.
Pesan buat JKPers: Emas memang aset yang bagus buat jaga-jaga (jangka panjang), tapi ingat prinsip investasi: jangan taruh semua telur di satu keranjang! Tetap bijak dalam mengatur alokasi aset kamu ya! Keep calm and invest smart. ISF-28

