Jurnalkitaplus.com. Bandung - Dalam suasana hangat dalam kebersamaan, acara Guyub Perdana Pengurus YOUJA Jawa Barat di Ballroom Utama Posters Hotel diisi dengan sesi menggugah dari Muchtar Fatwa, S.Kom., S.I.Kom. Pembina Reksa Mahardika Utama sekaligus tim redaksi JurnalKitaPlus.
Muchtar mengajak peserta menelusuri kembali sejarah dan makna Sumpah Pemuda. Ia mengungkap bahwa pada tahun 1926 hingga 1928, terjadi berbagai pertemuan rahasia antarorganisasi kepemudaan sebagai gambaran proses panjang menjemput lahirnya tekad untuk bersatu demi bangsa.
“Pemuda itu Jong. Makanya ada Jong Java, Jong Maluku, Jong Ambon, dan lainnya,” kata Muchtar, Ahad (26/10/2025). “Dengan semangat Sumpah Pemuda, kita ciptakan generasi profetik yang sadar kepada dirinya.”
Ia kemudian menantang peserta dengan pertanyaan reflektif, “Apakah kita sudah menjadi generasi profetik, atau sekadar disebut Generasi Z? Dari sisi usia kita memang Gen-Z, tapi anehnya sering disebut Generasi Strawberry.”
Menurutnya, seorang pemuda sejati adalah mereka yang menyadari jati dirinya. “Kalau sadar akan jati dirinya, berarti ia tahu siapa dirinya dan ke mana ia diarahkan. Ia ibarat seseorang di kegelapan yang menemukan pelita,” ujarnya.
Muchtar menegaskan pentingnya pemahaman diri sebagai dasar ketauhidan, seraya mengutip hadis Man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa Rabbahu yang berarti "Barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Rabb-nya.”
Manusia hidup karena diciptakan, dan karenanya wajib tunduk kepada aturan Sang Pencipta. “Sebagaimana dalam Surat Al-Fatihah disebut Rabbil ‘alamin.. Tuhan semesta alam. Maka sebagai ciptaan-Nya, kita harus taat dan mau diatur dengan Al-Qur’an,” tutur Muchtar.
Bagi Muchtar generasi profetik adalah generasi Qurani, yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam seluruh aspek kehidupan. Ia mencontohkan sosok Mus’ab bin Umair, pemimpin muda yang mengelola kota Yastrib dengan panji Islam hingga akhir hayatnya. “Jangan cari tanah sucimu jauh-jauh. Indonesia adalah tanah sucimu,” pesan Muchtar.
“Kita adalah satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Dan kita akan terus terikat dengan ajaran Allah,” tukasnya.
Sekitar 141 peserta yang hadir tampak menyimak dengan khidmat. Melalui perjalanan panjang sumpah pemuda, generasi muda kini diharapkan dapat membangkitkan kesadaran spiritual untuk menjadi pemuda yang beriman, berilmu, dan berperan dalam membangun negeri. (ALR-26)

