Assalamu'alaikum Sobat Jkpers!
Kembali lagi di bedah film, dari film yang belum atau sudah kamu tonton, namun, belum menemukan apa yang bisa dipelajari dan bekal untuk kita menghadapi kehidupan ini. Ya! Perihal materi kehidupan belum tentu kamu temukan di pelajaran sekolah bahkan kuliah. Tapi, tenang saja! Kini kami hadir untuk meringkas sebuah drama 'Birthcare Centre '
Drama ini sebuah refleksi besar terhadap seorang ibu tidaklah mudah dalam menerima kenyataan dihadirkan makhluk kecil bernyawa yang diberikan Tuhan. Terlebih lagi, seorang ibu ini adalah wanita karier yang tidak terlintas sedikit pun perihal seperti apa menjadi seorang ibu. Wanita karier boleh keren di perusahaan tapi bisa jadi kurang terampil dalam menangani bayinya. Hal itu banyak pelajaran yang bisa membantumu :
1. Tidak Ada "Cara yang Paling Benar" Menjadi Ibu
Setiap ibu punya cara unik untuk merawat anaknya – dan itu sah-sah saja. Banyak perempuan kini berkarier, menikah di usia 30-40-an, dan menghadapi tekanan sosial untuk menjadi "supermom." Drama ini menunjukkan bahwa tidak ada rumus pasti dalam mengasuh anak. Setiap ibu belajar sambil berjalan.
Pesan penting: Jangan membandingkan diri dengan ibu lain. Kita semua berproses dan tumbuh bersama anak kita.
2. Dunia Kerja Harus Lebih Ramah terhadap Ibu Baru
Perusahaan harus memberikan ruang dan waktu bagi ibu untuk menyesuaikan diri setelah melahirkan. Isu cuti melahirkan, fleksibilitas kerja, dan tekanan agar cepat "balik produktif" makin relevan. Drama ini menyuarakan perlunya empati dalam lingkungan kerja bagi para ibu.
Pesan penting: Kita harus mulai menormalisasi bahwa peran ibu bukan penghalang karier, melainkan kekuatan baru.
3. Mental Health Pasca-Melahirkan Itu Nyata
Perasaan sedih, bingung, atau tidak bahagia setelah melahirkan bukan tanda kegagalan, tapi hal yang wajar. Banyak ibu baru masih merasa bersalah saat mengalami baby blues atau depresi postpartum. Drama ini membongkar stigma itu dan menampilkan bagaimana pentingnya support system.
Pesan penting: Kesehatan mental ibu adalah prioritas. Minta bantuan bukan berarti lemah, tapi berani.
4. Support System Sangat Penting
Suami, keluarga, dan sesama ibu punya peran besar dalam masa transisi menjadi orang tua. Di tengah gaya hidup serba cepat, peran komunitas (baik offline maupun online) bagi para ibu menjadi sangat penting.
Pesan penting: Jangan jalan sendiri. Terhubung dengan komunitas parenting atau punya teman curhat bisa menyelamatkan hari.
5. Belajar Melepas Kendali dan Menyesuaikan Diri
Perfeksionisme kadang jadi musuh utama bagi ibu yang baru melahirkan. Banyak wanita mandiri dan berprestasi yang terbiasa mengontrol semua hal. Tapi menjadi orang tua adalah perjalanan penuh kejutan.
Pesan penting: Tidak semua bisa dikontrol, dan tidak harus sempurna. Yang penting adalah kehadiran dan cinta.
6. Perubahan Peran Tidak Menghapus Identitas Diri
Kamu masih dirimu, meski kini juga seorang ibu. Banyak perempuan kehilangan rasa "diri sendiri" setelah menjadi ibu. Drama ini mengingatkan bahwa menjadi ibu bukan berarti berhenti menjadi diri sendiri.
Pesan penting: Tetap punya ruang untuk merawat diri sendiri—baik itu hobi, karier, maupun istirahat.
Untuk siapapun yang ingin lebih mengerti tentang perjuangan perempuan setelah melahirkan, drama ini hadir dengan penuh harapan bahwa menjadi orang tua adalah proses manusiawi, penuh jatuh bangun dan layak diapresiasi.
FAI (32)
