Bedah Film : Sisi Positif Drama Our Written Seoul -->

Header Menu

Bedah Film : Sisi Positif Drama Our Written Seoul

Jurnalkitaplus
08/11/25

Assalamu'alaikum Sobat Jkpers!

Kembali lagi di bedah film, dari film yang belum atau sudah kamu tonton, namun, belum menemukan apa yang bisa dipelajari dan bekal untuk kita menghadapi kehidupan ini. Ya! Perihal materi kehidupan belum tentu kamu temukan di pelajaran sekolah bahkan kuliah. Tapi, tenang saja! Kini kami hadir untuk meringkas sebuah drama 'Our Written Seoul'

Bagaimana jadinya jika kamu kehilangan bakatmu? Bagaimana rasanya jika kamu harus menjalani kehidupan orang lain dan merasakan penderitaan orang lain jika kamu menjadi dia?

Drama ini menjadi sebuah refleksi panjang tentang diri sendiri, ada banyak sisi positif yang bisa kita ambil dan mendorong diri kita menjadi lebih sadar—apa saja yang terlewat begitu saja, mengapa aku tertinggal dibandingkan orang lain?

1.       Masih ingat dengan anak pertama? Sudut pandang anak tengah dengan sikap orangtua yang menjadikan perbandingkan itu adalah permulaan luka kecil menjadi besar. Ya, begitulah! Sepele tapi menjadi luka untuk anak. Di mana orangtua selalu mengatakan: "Lihat kakak, dia jago, masa kamu tidak bisa?" ya, niat orangtua untuk memotivasi justru ada cara lain daripada dengan cara ini. Dengan memberi ruang apa yang disukai, langkah yang tepat salah satunya. Dari rasa aman diterima justru anak terdorong menjadi lebih baik dari sebelumnya.

2.       Mungkin di antara kamu ada yang diucapkan seperti ini oleh orangtua : "Kamus juga harus bisa seperti itu" padahal setiap anak memiliki keunggulan yang berbeda bahkan anak kembar identik sekalipun sama seperti tokoh utama di drama ini. Mereka hanya ingin diakui, dan dikasih dukungan. Karena jika keunggulannya diremehkan akan melahirkan sakit hati yang lama sekali sembuhnya.

3.       Siapa bilang anak pertama enak banget, kasih sayangnya, dilihatnya—jelas beban jadi panutan untuk adiknya. Mereka dipaksa kuat dan justru minta ruang untuk berbuat salah yang wajar tidak diberi, selalu dibilang : "kamu harus kuat, masa begitu aja cengeng, malu dilihat adik kamu." Sontak ini berujung burnout mental.

4.       Jika memang nasehat panjang adalah segalanya. Tapi yang dibutuhkan adalah kehadiran. Ada momen anak pertama dari karakter kembar identik sedang hancur padahal yang dia inginkan dirangkul, ditemani dan dipercaya bukan justru malah dihakimi : "harusnya begini."

Jika kamu masih meremehkan setiap kalimat yang keluar dengan niatnya memotivasi tapi justru si penerima itu menjadi luka, lebih baik diam, temani dan rangkul. Kamu tahu kan yang lebih tajam itu adalah ucapan?

Dari kedua karakter utama sebagai kembar identik. Kita juga bisa mendapatkan pelajaran, bahwa ada orang yang tidak percaya diri dengan lingkungan yang sudah mengetahuinya gagal lebih memilih mengurung diri. Tidak ada salahnya baru mendapatkan kesuksesan diusia terbilang tua. Setiap orang punya lika-liku yang jauh lebih kompleks dan bisa mencintai diri nya sendiri pun terbilang sulit.

Jadi, belajarlah untuk "gapapa punya luka tapi kamu tidak sendiri."

FAI-32