Assalamu'alaikum Sobat Jkpers!
Kembali lagi di bedah film, dari film yang belum atau sudah kamu tonton, namun, belum menemukan apa yang bisa dipelajari dan bekal untuk kita menghadapi kehidupan ini. Ya! Perihal materi kehidupan belum tentu kamu temukan di pelajaran sekolah bahkan kuliah. Tapi, tenang saja! Kini kami hadir untuk meringkas sebuah film 'To The All The Boys Ps I Still Love U '
Jika kita remehkan soal perasaan kita terhadap lawan jenis bisa jadi kita yang dikendalikan olehnya. Maka dari itu, jangan meremehkan hal apapun itu, rasa suka terhadap lawan jenis adalah anugerah. Memang semua orang pernah mengalami kegagalan tapi dari pengalaman kegagalan orang bisa jadi pilihan 'mau seperti orang itu dengan merasakan langsung atau justru sebaliknya?'
1. Mengenali Diri Sendiri dalam Hubungan
"Sebelum yakin sama orang lain, kamu harus yakin dulu sama dirimu."
Di film ini, Lara Jean mulai merasakan ketidakpastian soal hubungannya dengan Peter. Ia mulai membandingkan diri dengan mantan pacar Peter dan merasa tidak cukup baik.
Pelajaran: Di era tahun ini, kita sering terjebak membandingkan diri lewat media sosial. Film ini mengajarkan bahwa validasi terbesar bukan dari likes atau pasangan, tapi dari penerimaan terhadap diri sendiri. Cocok buat kamu yang sedang belajar mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain secara sehat.
2. Cinta Bukan Soal Siapa yang Lebih Hebat
"Kalau kamu terus melihat ke belakang, kamu nggak akan bisa melihat siapa yang benar-benar ada di depan kamu."
Ketika John Ambrose, mantan gebetan lama, hadir kembali dalam hidup Lara Jean, ia tergoda untuk membandingkan. Namun, ia menyadari bahwa Peter yang meskipun tak sempurna, tetap memilihnya dan hadir dalam keseharian.
Pelajaran: Di masa sekarang, banyak orang memilih pasangan seperti memilih CV—padahal yang penting adalah siapa yang tetap ada saat kamu jatuh. Cinta itu bukan kompetisi. Film ini mengingatkan bahwa kesetiaan dan kehadiran jauh lebih penting dari kehebatan masa lalu seseorang.
3. Komunikasi Adalah Kunci
"Jangan biarkan asumsi menghancurkan yang belum sempat dijelaskan."
Konflik dalam film muncul karena Lara Jean dan Peter tidak saling terbuka sepenuhnya. Banyak masalah muncul hanya karena tidak saling jujur dan terlalu cepat menyimpulkan.
Pelajaran: Di tahun ini, orang terbiasa cepat balas pesan tapi lambat menyelesaikan masalah penting. Film ini ngajarin pentingnya ngobrol dari hati ke hati. Cocok buat kamu yang sering 'overthinking' atau salah paham karena enggan buka suara.
4. Memahami Bahwa Perasaan Bisa Berubah
"Yang kamu pikir kamu inginkan belum tentu yang terbaik untukmu."
Lara Jean sempat bimbang antara dua orang: John dan Peter. Namun, akhirnya ia sadar bahwa hatinya sudah memilih meskipun sempat ragu.
Pelajaran: Wajar kok di usia muda atau awal 20-an masih bingung soal perasaan. Tapi kamu harus belajar mengakui dan memilah antara rasa nyaman, rasa lama, dan rasa yang benar-benar baru. Di tahun ini, saat orang mudah menjalin hubungan secara instan, penting untuk menyadari bahwa cinta itu bukan hanya rasa, tapi juga keputusan.
5. Berani Menghadapi Masa Lalu
"Masa lalu bukan untuk disangkal, tapi untuk disadari dan dilepas."
John mewakili kenangan masa lalu yang tak selesai. Tapi Lara Jean berani menutup buku lamanya dan fokus pada kisah yang ia jalani sekarang.
Pelajaran: Mungkin kamu pernah punya cerita masa lalu yang belum tuntas—entah mantan, mimpi, atau luka. Film ini ngajarin kita buat menghadapi dan berdamai. Biar langkah kamu di tahun ini nggak berat, tutup masa lalu dengan baik.
6. Menikmati Proses Jatuh Cinta
"Cinta bukan hanya soal bahagia, tapi juga soal bertumbuh."
Film ini bukan cuma manis-manis, tapi juga menunjukkan canggungnya hubungan awal: insecure, takut salah, takut nggak cukup.
Pelajaran: Di tahun ini, ketika banyak orang pingin cepat-cepat klik atau cocok, film ini mengingatkan: hubungan itu perlu waktu. Boleh ragu, asal sama-sama belajar.
Jadi, jika dibilang film ini hanya penuh bunga-bunga cinta, padahal ini adalah pengingat bahwa dalam sebuah percintaan, kita tetap butuh logika, komunikasi dan keberanian untuk mengenal diri sendiri. Karena di tahun ini, di tengah cinta digital yang serba cepat dan serba instan—film ini mengajarkan kita untuk memperlambat langkah, menikmati proses dan memilih dengan sadar.
FAI (32)
