Bedah Film : Sisi Positif Film What happened to Monday? -->

Header Menu

Bedah Film : Sisi Positif Film What happened to Monday?

Jurnalkitaplus
04/11/25

Assalamu'alaikum Sobat Jkpers!

Kembali lagi di bedah film, dari film yang belum atau sudah kamu tonton, namun, belum menemukan apa yang bisa dipelajari dan bekal untuk kita menghadapi kehidupan ini. Ya! Perihal materi kehidupan belum tentu kamu temukan di pelajaran sekolah bahkan kuliah. Tapi, tenang saja! Kini kami hadir untuk meringkas sebuah film 'What Happened to Monday?'

Lucu emang, kalau terjadi di dunia nyata dengan populasi satu keluarga diharuskan satu anak, bila sudah terlanjur? Bagaimana? Kenyataan yang dijual di publik bukan lain demi kepentingan yang terbaik tapi alih-alih yang terbaik justru inilah yang disembunyikan oleh pemerintah.

Mari belajar ambil sisi positif dari film ini, masih ingat dengan jual cerita di masa depan demi kebaikan masyarakat? Lantas haruskah kita mempercayai sepenuhnya? Akan kami ringkas dengan penjabaran :

1.       Pemerintah dalam film itu bilang kebijakan satu anak demi "kebaikan bersama"—tapi urusannya jadi pembunuhan, penindasan, dan kebohongan.
 Di dunia nyata, jangan langsung percaya klaim "demi rakyat" kalau transparansi dan bukti nyata tidak disertakan.

2.       Tujuh saudara yang dinamakan hari, harus bersatu dalam satu identitas. Mereka harus menyembunyikan diri demi tidak diketahui oleh pemerintah. Hal ini menggambatkan betapa orang bisa kehilangan kebebasan menjadi diri sendiri ketika memang mendapatkan tekanan dalam sistem hanya untuk bisa bertahan hidup.

3.       Dari karakter ini mereka tidak tahu apa yang terjadi pada saudara nya satu sama lain, hal ini yang sama dengan zaman sekarang kalau informasi disensor atau dibatasi justru masyarakat rentan terhadap manipulasi dan keputusan yang salah.

4.       Setiap anak punya hak hidup, tapi kebanyakan orangtua dalam kondisi tertentu entah dari ekonomi, sosial bahkan sampai tekanan. Hal ini akhirnya membuat pilihan tragis dengan membuang, menyembunyikan atau bahkan menghapus keberadaan anak. Dalam sebuha kebijakan publik harus menciptakan sistem yang membuat jalan tragis itu jadi pilihan ekstrem yang sangat sulit terjadi. Contohnya bantuan ekonomi, layanan kesehatan dan perlindungan sosial.

5.       Ada cuplikan antar saudara saling bantu, jaga rahasia bahkan ada yang rela berkorban agar saudaranya bisa tetap hidup. Tentu, di realitas ketika sistem gagal orang bisa saling membantu hal inilah tulang punggung ketika institusi lemah.

Nah di teknologi makin memungkinkan pengawasan massal dari segi kamera, data, identifikasi wajah dari resiko pemerintah pastinya bisa tahu semua dan itu menjadi nyata. Dari segi, penyebaran informasi palsu atau menyesatkan yang disengaja sangat cepat menyebar lewat sosial media. Jika pihak negara atau pihak kuat dalam mengontrol narasi justru masyarakat bisa tertipu dengan kisah besar yang padahal sebenarnya menyembunyikan fakta yang kelam.

Dari krisisnya lingkungan dan ekonomi bisa memunculkan lagi tekanan terhadap jumlah penduduk misalnya, sumber daya bahkan sampai pilihan kebijakan ekstrem. Nah mungkin kita tahu, layanan seperti kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial jadi benteng penting agar orangtua atau keluarga tidak merasa "tak punya pilihan" untuk mengabaikan anak atau membuang mereka.

Jadi, menurutmu langkah apa yang bisa kamu ambil saat ini?

FAI-32