Assalamualaikum Sobat Jkpers!
Kamu tahu soal tekanan budaya?
Padahal dunia global yang semakin terhubung, kita seringkali menghadapi hal ini, di mana kita mengarahkan antara nilai-nilai budaya tradisional dan pengaruh budaya modern yang lebih luas. Jadi, tekanan ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari harapan terkait pilihan karier, peran keluarga, perilaku sosial bahkan sampai keyakinan pribadi.
Maka dari itu kita perlu memahami tekanan budaya yang kami maksud:
Jadi tekanan budaya mengacu pada harapan dan norma sosial, yang diharapkan bisa diikuti oleh kita dalam konteks budaya tertentu. Nah, padahal dunia yang semakin terhubung secara global dan luas, jadi terasa tegangan dalam mencoba mempertahankan identitas budaya generasi kita sekaligus harus memenuhi harapan budaya global yang lebih dominan, yang kita tahu adalah nilai-nilai barat.
Ada contoh dalam identitas budaya dan kesehatan mental:
Salah satunya : kelompok yang sedikit dalam lingkungan lebih besar mungkin menghadapi tekanan untuk penyesuaian yang dapat menyebabkan perasaan tersudutkan atau yang sering kita rasakan terasingkan.
Sedangkan untuk jenis-jenis tekanan budaya:
· Media sosial yang telah menjadi kekuatan signifikan dalam mengglobalisasi budaya. Orang di seluruh dunia bahkan sekarang terpapar pada beragam gaya hidup, nilai-nilai dan standar kecantikan yang seringkali menyebabkan perasaan ketidakcukupan atau keraguan diri. Nah dalam konteks ini, kita kadang merasa perlu mengikuti tren global bahkan mengorbankan praktik dari nilai budaya sendiri.
· Dari banyak budaya adanya harapan kuat terkait kesuksesan karier yang seringkali terkait dengan persepsi masyarakat tentang nilai diri. Nah globalisasi membuka peluang karir baru, tetapi juga bisa meningkatkan tekanan untuk sukses dalam lingkungan yang sangat kompetitif atau daya saing kuat.
· Banyak masyarakat, ialah keluarga adalah aspek utama dari lahirnya identitas budaya. Tapi budaya global mungkin mempromosikan individualisme yang dapat menyebabkan ketegangan antara keinginan pribadi dan kewajiban keluarga. Tekanan dalam mempertahankan kehormatan keluarga, menikah dalam kelompok satu budaya atau komunitas yang sama dengan bertujuan pribadi ini dapat memengaruhi kesehatan mental.
· Adanya pergulatan untuk mempertahankan praktik budaya tradisional sambil juga merangkul keunikan kita yang sangat menantang. Hal ini mungkin kita merasa menghadapi tekanan untuk mengikuti norma budaya terkait pakaian, perilaku bahkan samapi agama. Karena kita berusaha untuk menampilkan identitas dengan unik.
Pastinya adanya tantangan kesehatan mental:
· Adanya kebingungan identitas tentang siapa diri kita dan dari mana asal kita, yang menyebabkan munculnya krisis identitas terwujud dalam perasaan terjebak di antara dua dunia, dengan tidak ada rasa diri yang jelas.
· Kita akan merasa tidak cocok dengan budaya tradisional atau budaya global dominan mungkin mengalami isolasi atau kesepian. Hal ini bisa sangat muncul ketika dirasakan oleh komunitas yang berpindah negara adanya hambatan terkait bahasa, budaya dan pengucilan sosial yang bisa mempengaruhi kesehatan mental.
· Di beberapa budaya, ini justru menjadi masalah kesehatan mental masih dipandang sebagai hal yang memalukan di mana bisa menyulitkan kita untuk mencari bantuan atau bahkan mengenali perjuangan kesehatan mental kita. Tekanan budaya untuk tempat 'kuat' atau 'sukses' bisa memperburuk masalah ini, menghalangi diskusi terbuka tentang tantangan kesehatan mental.
Adapun strategi yang dapat digunakan dalam mengatasi tekanan budaya dan menjaga kesejahteraan mental :
· Daripada melihat identitas budaya sebagai sesuatu yang kaku, kita bisa mempraktikkan adaptasi budaya, menerapkan elemen-elemen dari budaya tradisional dan budaya global secara seimbang. Hal ini dapat merangkul berbagai aspek identitas mereka dalam mengurangi konflik internal.
· Coba berbicara dengan orang lain yang memang memiliki pengalaman serupa, mau salah satunya lewat kelompok dukungan di mana ini dapat membantu dalam mengurangi perasaan isolasi. Bahkan profesional kesehatan mental yang sensitif terhadap budaya dapat membantu individu untuk memproses pengalaman mereka dalam lingkungan yang aman.
· Pentingnya bagi penyedia layanan kesehatan mental untuk memiliki kompetensi budaya hal ini dapat memahami dalam tantangan unik yang dihadapi kita nantinya saat mengarah pada tekanan budaya.
Memang lah dalam mendidik generasi Z dalam tekanan budaya dan kesehatan mental dari segi tingkat komunitas maupun institusional sangatlah penting untuk mengatasi tantangan ini. Karena mampu meningkatkan kesadaran tentang keragaman budaya, sumber daya kesehatan mental, dan cara-cara dalam mengarah ekspektasi budaya dapat mengurangi stigma dan menciptakan lingkungan di mana orang merasa lebih diberdayakan untuk mengekspresikan diri mereka yang sejati.
FAI-32
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25343628/
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12369500/
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26302436/
https://www.ijfmr.com/papers/2023/6/10865.pdf
https://www.mdpi.com/2076-328X/15/8/1110
https://academic.oup.com/book/25250/chapter-abstract/189774320?redirectedFrom=fulltext&login=false
https://journal.ypidathu.or.id/index.php/rpoc/article/download/1387/934/15578

