Assalamualaikum Sobat Jkpers!
Banyak istilah makin ke sini, dan makin sulit juga apa perbandingan antara ghosting dan gaslighting, padahal hal ini ga bisa dianggap remeh, karena sering terjadi dalam konteks digital dan sangat memengaruhi Kesehatan mental. Yang bilang ini bisa dianggap remeh, jangan salah! Kalo ini terjadi di kamu, bisa-bisa antara mau lanjutin hidup atau pasrah aja.
Perbanyak pengetahuan bukan untuk sombong, tapi salah satu pentingnya untuk menyelamatkan diri dulu, gapapa dibilang egois, tapi energi yang kamu tularkan selama itu positif, semua orang di sekitamu akan menyadarinya.
Mungkin kamu pernah merasakan tiba-tiba kok dia hilang dan ga komunikasi lagi tanpa kejelasan, itu sebutannya ghosting.
Terus apa sih dampaknya?
Dampak Ghosting pada Kesehatan Mental Gen Z:
- Perasaan Tidak Pasti dan Kebingungan: Salah satu efek pertama dari ghosting adalah kebingungan tentang apa yang terjadi. Gen Z, yang sering berinteraksi melalui media sosial dan aplikasi pesan, mungkin merasa sangat bingung ketika seseorang tiba-tiba menghilang tanpa penjelasan.
- Penurunan Harga Diri: Ghosting dapat menyebabkan perasaan tidak dihargai atau ditinggalkan, yang dapat mengarah pada penurunan harga diri. Individu yang dighosting mungkin merasa bahwa mereka tidak cukup baik atau tidak layak untuk dijelaskan.
- Kecemasan Sosial dan Ketakutan Akan Ditolak: Ghosting bisa memperburuk kecemasan sosial yang sudah ada, membuat individu merasa lebih takut atau cemas untuk membuka diri lagi di masa depan.
- Kesulitan dalam Membangun Kepercayaan: Bagi Gen Z yang terbiasa dengan hubungan digital, ghosting dapat merusak kemampuan mereka untuk membangun kepercayaan dalam hubungan masa depan.
Lalu cara menghadapinya, bagaimana?
· Menerima bahwa terkadang orang bisa melakukan ghosting karena berbagai alasan pribadi atau bahkan kurangnya kematangan emosional.
· Coba untuk mengalihkan fokus pada hubungan yang positif dan mendukung dengan orang lain.
· Berbicara dengan orang yang dipercaya atau mencari dukungan profesional bila perasaan kesedihan atau cemas berlarut-larut.
Gaslighting ialah masuk ke kategori manipulasi psikologis yang dilakukan oleh seseorang untuk bisa membuat orang lain meragukan kenyataan atau persepsi mereka sendiri. Nah, biasanya hubungan digital justru gaslighting dapat terjadi melalui pesan teks, panggilan video atau justru di media sosial. Dan, gaslighter berusaha untuk membuat korban merasa bahwa merasa "gila" atau salah dalam berpikir, meskipun kenyataannya adalah sebaliknya.
Dampak Gaslighting pada Kesehatan Mental Gen Z:
1. Ragu Terhadap Diri Sendiri dan Kesehatan Mental : di mana gaslighting dapat menyebabkan korban meragukan kenyataan mereka sendiri—mengarah pada gangguan mental, seperti depresi. Dan bahkan korbannya seringkali merasa bingung, tidka tahu siapa yang harus bisa dipercaya dan merasa kesulitan untuk membuat keputusan.
2. Perasaan Tidak Aman dan Kehilangan Kontrol: Gaslighting membuat seseorang merasa terperangkap dalam hubungan, sering kali tanpa pemahaman yang jelas tentang siapa yang benar. Dalam dunia digital, ini sering melibatkan pemanipulasian bukti (seperti chat atau foto) yang bisa membuat korban merasa lebih terisolasi.
3. Adanya Peningkatan Isolasi Sosial : dapat menyebabkan seseorang menarik diri dari lingkaran sosial mereka. Gen Z yang tumbuh dengan interaksi online lebih sering dan intens, justru bisa merasa kesulitan untuk berbagi pengalaman mereka karena takut disalahpahami atau diabaikan.
4. Penyalahgunaan Media Sosial : seringkali berlanjut di dunia digital, di mana manipulasi bisa dilakukan secara lebih halus dan terus-menerus melalui pesan atau status online yang dapat memengaruhi persepsi seseorang terhadap diri mereka sendiri.
Lalu cara menghadapinya, bagaimana?
· Akuilah jika memang ada tanda-tandannya dari segi perasaan bingung tentang realitas, sering dibantah atau bahkan merasa kecil dan tidak dihargai.
· Lindungi catatan atau percakapan yang bisa sebagai bentuk memverifikasi kebenarannya.
· Berbicaralah dengan orang yang dipercaya atau mencari bantuan psikologis.
Peran media sosial bahkan ada di kedua fenomena tersebut : memang bisa memperburuk ghosting dan gaslighting karena menciptakan hubungan yang lebih dangkal, di mana adanya interaksi dapat dihentikan tanpa penjelasan yang jelas juga manipulasinya informasi sangat mudah dilakukan. Lalu, komunikasi melalui teks atau media sosial seringkali mengurangi tingkat empati dan konteks yang ada dalam komunikasi secara langsung. Dan, karena orang biasanya menampilkan diri mereka dengan cara yang tidak sepenuhnya mencerminkan kenyataan, justru hal ini memperburuk kebingungan atau keraguan diri yang dihasilkan oleh gaslighting.
Mencegah dan Mengatasi Dampak Pada Gen Z:
· Dengan menyediakan pelatihan atau informasi mengenai bagaimana membangun dan mempertahankan hubungan sehat di era digital
· Dapat mengajarkan keterampilan komunikasi yang jelas dan langsung untuk menghindari kebingungan dan konflik yang tidak perlu dalam hubungan online.
· Meningkatkan akses terhadap dukungan psikologis bagi Gen Z, baik dalam bentuk konseling profesional maupun dukungan teman sebaya.
· Adanya dorongan generasi muda untuk lebih peka terhadap perasaan mereka sendiri dan orang lain, serta untuk berani meninggalkan hubungan yang merugikan.
Dua fenomena ini merupakan isu yang semakin relevan di era digital bahkan pengaruh besar juga terhadap kesehatan mental Gen Z—sering terjadi dalam konteks hubungan online di mana memperburuk perasaan tidak aman dan kebingungan emosional. Untuk bisa menghadapinya juga penting untuk mengedukasi Gen Z tentang tanda-tanda dari penyalahgunaan dalam hubungan digital dan memberi mereka alat untuk bisa membangun hubungan yang sehat serta mencari dukungan saat dibutuhkan.
FAI (32)
Sumber referensi:
https://www.newportinstitute.com/resources/empowering-young-adults/ghosting-mental-health-effects/
https://www.washingtonpost.com/health/2022/07/25/ghosting-college-mental-health/