Krisis Pangan Menghantam AS, Indonesia Justru Catat Surplus Beras dan Jagung Tertinggi Sepuluh Tahun -->

Header Menu

Krisis Pangan Menghantam AS, Indonesia Justru Catat Surplus Beras dan Jagung Tertinggi Sepuluh Tahun

Jurnalkitaplus
07/11/25


JURNALKITAPLUS – Krisis pangan kini mengguncang Amerika Serikat, negara dengan ekonomi terbesar dunia. Ribuan warga terpaksa antre panjang di depan food bank yang menipis stoknya setelah penghentian Program Bantuan Nutrisi Tambahan (SNAP), program bantuan pangan terbesar untuk rumah tangga berpenghasilan rendah di AS. Lonjakan permintaan memaksa food bank di banyak wilayah kewalahan, dengan rak-rak yang mulai kosong dan pasokan dari toko kelontong menurun akibat inflasi dan kebijakan tarif yang membebani perdagangan.


Berbeda dengan AS, Indonesia menunjukkan kondisi yang jauh lebih baik dengan surplus pangan dan kemandirian yang kokoh. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan produksi beras tahun 2025 mencapai 34,77 juta ton, naik 13,54 persen dibanding tahun sebelumnya dan merupakan yang tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. Stok beras di gudang Bulog pun berada pada titik tertinggi sepanjang sejarah, mencapai 4,2 juta ton pada bulan Juni.


Selain beras, produksi jagung nasional juga mencatat tren positif. Survei Kerangka Sampel Area BPS menunjukkan potensi produksi jagung pipilan kering tahun ini sebesar 16,55 juta ton, meningkat 9,34 persen dibanding tahun 2024. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan buah kerja keras bersama petani, penyuluh, dan seluruh unsur di sektor pertanian.


“Indonesia tidak hanya aman pangan tapi juga surplus. Ini hasil gotong royong petani dan kerja keras seluruh pihak yang menjaga agar produksi terus meningkat,” ujar Amran. Ia juga menyampaikan bahwa program percepatan tanam serentak, bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan), serta penguatan benih unggul menjadi kunci menjaga produktivitas meski menghadapi tantangan iklim global.


Situasi ini menunjukkan ketahanan pangan sesungguhnya bergantung pada kemandirian produksi dan dukungan kepada petani, bukan hanya kekuatan ekonomi. Indonesia mampu menjaga inflasi pangan terkendali sekaligus mencukupi kebutuhan dalam negeri bahkan untuk ekspor.


“Kita harus bersyukur, karena saat dunia resah akibat pangan, Indonesia justru berjaya,” kata Mentan Amran. “Berkat gagasan Presiden Prabowo, produksi pangan naik, surplus terjaga, kesejahteraan petani meningkat, dan rakyat tercukupi pangannya.”


Indonesia kini menjadi contoh sukses dalam menghadapi tekanan pangan global, berbeda dengan negara maju seperti Amerika Serikat yang tengah berjuang keras menghadapi krisis pangan terbesar dalam beberapa dekade. (FG12)


Sumber reuters