Bedah Film : Sisi Positif Drama Start Up -->

Header Menu

Bedah Film : Sisi Positif Drama Start Up

Jurnalkitaplus
13/12/25

Assalamu'alaikum Sobat Jkpers!

Kembali lagi di bedah film, dari film yang belum atau sudah kamu tonton, namun, belum menemukan apa yang bisa dipelajari dan bekal untuk kita menghadapi kehidupan ini. Ya! Perihal materi kehidupan belum tentu kamu temukan di pelajaran sekolah bahkan kuliah. Tapi, tenang saja! Kini kami hadir untuk meringkas sebuah drama 'Start Up'

Gimana ya, jadinya saudara kandung kamu harus memilih antara bersama ibu atau bapak di posisi orangtuamu harus berpisah? Drama ini tetap mengajarkan banyak hal dan jadi drama rekomendasi untuk para penulis karena tidak ada plot hole dan sukses dalam pembawaan karakter yang kuat.

1. Mimpi Harus Diperjuangkan, Bukan Sekadar Diimpikan

 "Mimpi besar bukan hanya untuk orang kaya. Tapi untuk siapa pun yang berani bekerja keras."

Dal-mi bermimpi menjadi CEO sukses meskipun ia bukan dari keluarga berada. Ia membuktikan bahwa latar belakang bukan penghalang untuk masa depan. Yang lebih penting adalah kemauan belajar dan konsistensi.

Refleksi yang terjadi :Di era sekarang, banyak anak muda yang memulai dari nol: buka usaha kecil-kecilan, freelance, atau jualan online. Start-Up memotivasi kita bahwa progres kecil lebih baik daripada diam. Banyak juga yang mengubah nasib dari reseller jadi brand owner, atau dari dropshipper jadi pebisnis sukses.

2. Ilmu dan Kreativitas Sama Pentingnya

 "Tanpa pengembang, ide hanyalah angan-angan. Tanpa ide, teknologi cuma kode kosong."

Drama ini menunjukkan bahwa dalam tim, baik orang kreatif (seperti Dal-mi) maupun teknikal (seperti Do-san) punya peran vital. Tidak ada yang lebih tinggi. Yang dibutuhkan adalah kolaborasi.

Refleksi yang terjadi :Saat ini, dunia kerja sangat kolaboratif. Designer butuh programmer. Marketer butuh editor. Content creator butuh manajer. Drama ini menanamkan bahwa kerendahan hati dan kemampuan kerja tim adalah aset penting.

3. Gagal Itu Proses, Bukan Akhir

 "Kesuksesan tidak datang dari ide pertama, tapi dari kegagalan pertama yang kamu pelajari."

Banyak karakter di Start-Up pernah gagal: Sandbox bukan tempat yang nyaman, tapi tempat jatuh dan bangkit. Tapi mereka terus mencoba. Bahkan karakter Ji-pyeong yang terlihat "sukses" pun punya masa lalu penuh luka.

Refleksi yang terjadi :Di tengah tekanan media sosial yang menampilkan "hidup sempurna", drama ini jadi pengingat bahwa gagal itu normal. Jangan minder saat temanmu sudah punya usaha besar atau viral, karena proses tiap orang beda.

4. Mentor Bisa Mengubah Arah Hidupmu

 "Satu orang yang percaya padamu bisa mengubah segalanya."

Karakter Ji-pyeong secara tidak langsung jadi mentor Dal-mi. Ia menanamkan kepercayaan diri dan ilmu bisnis. Perannya tidak terlihat besar di depan, tapi dampaknya dalam.

Refleksi yang terjadi :Di era sekarang, kamu bisa belajar dari siapa saja: atasan, teman, bahkan akun TikTok edukatif. Drama ini mengingatkan bahwa kita butuh orang yang menuntun, bukan cuma memuji. Cari mentor yang jujur, bukan yang cuma memanjakan.

5. Persaingan Sehat Melahirkan Versi Terbaik dari Diri Kita

 "Kompetitor bisa jadi motivator terbesar."

Persaingan antara Samsan Tech dan perusahaan lain justru mendorong mereka berkembang lebih cepat. Daripada saling menjatuhkan, mereka berusaha memperbaiki produk dan ide.

Refleksi yang terjadi :Di zaman persaingan digital seperti sekarang, seringkali muncul rasa minder. Tapi Start-Up mengingatkan: jadikan pesaing sebagai pemicu, bukan musuh. Fokus memperbaiki diri, bukan memata-matai orang lain.

6. Support Sistem Keluarga Sangat Penting

 "Satu dukungan dari keluarga bisa lebih kuat dari seribu like."

Hubungan Dal-mi dan neneknya penuh haru. Neneknya mungkin tidak bisa kasih uang, tapi kasih keyakinan dan cinta.

Refleksi yang terjadi :Saat mental health jadi isu penting, drama ini menyoroti bahwa keluarga yang mendukung bisa jadi energi terbesar saat terjatuh. Dukungan itu bukan selalu materi, tapi perhatian, waktu, dan doa.

7. Personal Branding Itu Investasi Masa Depan

 "Nama baik bisa lebih mahal daripada modal usaha."

Ji-pyeong berhasil membangun reputasi sebagai "investor berdarah dingin" tapi terpercaya. Personal branding-nya membuat dia jadi sosok yang dianggap penting dalam Sandbox.

Refleksi yang terjadi :Di zaman digital, nama baik di dunia online adalah aset. Entah kamu konten kreator, freelancer, sales, atau pebisnis—apa yang kamu bangun hari ini akan dikenang dan menjadi portofolio untuk peluang lebih besar.

8. Jangan Takut Berubah Arah

 "Kadang, kamu harus kehilangan peta untuk menemukan arahmu sendiri."

Do-san semula hanya anak teknik pemalu. Tapi karena tantangan dan perjalanan dengan Dal-mi, ia tumbuh jadi pemimpin yang berani.

Refleksi yang terjadi :Banyak orang merasa "tersesat" dalam jurusan kuliah, pekerjaan, bahkan hubungan. Tapi drama ini mengajarkan bahwa berubah arah bukan berarti gagal, tapi mungkin itu jalan terbaikmu.

 "Kamu mungkin belum sampai… tapi kamu sedang berjalan ke arah yang benar."

FAI (32)