Kembali lagi di bedah film, dari film yang belum atau sudah kamu tonton, namun, belum menemukan apa yang bisa dipelajari dan bekal untuk kita menghadapi kehidupan ini. Ya! Perihal materi kehidupan belum tentu kamu temukan di pelajaran sekolah bahkan kuliah. Tapi, tenang saja! Kini kami hadir untuk meringkas sebuah film 'Geostrom'
Bagaimana jadinya jika ada bencana global dan teknologi cuaca buatan yang tak terkendali? Kemungkinkan mungkin kita hanya bisa berpasrah atau justru tidak perlu khawatir karena ada yang memastikan kita aman. Tapi, pernah tidak terlintas bahwa sebenarnya yang difilmkan, bisa jadi terjadi? Ya, tidak ada yang tidak mungkin. Tapi, hal yang perlu kamu tahu bahwa :
1. Pentingnya Kolaborasi Global di Tengah Krisis
Negara-negara di dunia bersatu untuk membangun sistem satelit "Dutch Boy" yang mampu mengendalikan cuaca demi mencegah bencana alam.
Refleksi yang terjadi :Di tengah isu iklim ekstrim, krisis pangan, hingga pandemi, dunia butuh kerja sama global—bukan ego sektoral. Kolaborasi itu tak hanya penting di ranah politik, tapi juga relevan dalam dunia kerja, pendidikan, bahkan komunitas sosial saat ini. "Menyelamatkan bumi bukan tugas satu negara atau satu orang. Ini tanggung jawab kita semua."
2. Teknologi Harus Disertai Etika dan Pengawasan
Teknologi pengendali cuaca yang awalnya bertujuan baik justru jadi senjata karena disalahgunakan oleh segelintir pihak demi kekuasaan.
Refleksi yang terjadi :Di era AI, data mining, dan deepfake seperti sekarang, teknologi secanggih apapun tetap bisa membahayakan bila tak disertai nilai-nilai etika. Kita butuh literasi digital dan regulasi yang seimbang, bukan hanya memuja kemajuan. "Makin besar kekuatan teknologi, semakin besar tanggung jawab manusianya."
3. Kepemimpinan yang Berani dan Bertanggung Jawab
Jake Lawson, meski dibuang dari proyek awal, tetap kembali saat dunia terancam dan mengambil tanggung jawab penuh meski dengan risiko nyawa.
Refleksi yang terjadi :Pemimpin sejati bukan yang hanya hadir saat senang, tapi yang tetap bertanggung jawab saat segalanya kacau. Kita belajar bahwa menjadi pemimpin, bahkan dalam lingkup kecil (keluarga, tim kerja), butuh keberanian dan integritas. "Pemimpin bukan soal posisi, tapi soal sikap saat keadaan sulit."
4. Hubungan Keluarga yang Harus Diperbaiki, Bukan Ditinggalkan
Jake dan adiknya Max memiliki hubungan renggang karena konflik masa lalu, tapi akhirnya bekerja sama menyelamatkan dunia dan memperbaiki hubungan mereka.
Refleksi yang terjadi :Di zaman sekarang, banyak hubungan keluarga renggang karena ego, trauma, atau kesibukan. Film ini mengingatkan bahwa rekonsiliasi itu mungkin. Keluarga tetap menjadi tempat pulang saat krisis. "Memaafkan bukan berarti lemah, tapi berani memilih damai."
5. Waktu Adalah Kunci — Jangan Menunda Keputusan Penting
Kerusakan sistem satelit mulai terdeteksi sejak awal, tapi banyak pihak menunda tindakan karena alasan politik dan birokrasi, hingga akhirnya terlambat.
Refleksi yang terjadi :Penundaan dalam mengambil keputusan penting bisa berdampak besar. Di dunia nyata, hal ini sering terjadi dalam urusan kesehatan, pekerjaan, hingga relasi. Jangan tunggu semuanya rusak dulu baru mau bertindak. "Menunda menyelesaikan masalah bukan membuatnya hilang, tapi memperparah."
6. Pentingnya Transparansi dan Kejujuran dalam Sistem
Sistem pengendali cuaca disabotase dari dalam oleh orang yang haus kekuasaan, memanfaatkan celah tanpa sepengetahuan publik.
Refleksi yang terjadi :Baik dalam organisasi, instansi, bahkan pemerintahan—transparansi dan integritas adalah pondasi keberlanjutan. Ini juga mengajarkan kita agar tidak hanya pintar secara teknis, tapi juga punya hati nurani. "Sistem tanpa pengawasan bisa jadi senjata bagi orang tak bermoral."
7. Kesadaran Lingkungan — Jangan Sampai Alam Menghukum
Cuaca jadi bencana karena kesalahan manusia. Tapi pesan intinya: alam bisa jadi sahabat atau musuh, tergantung bagaimana kita memperlakukannya.
Refleksi yang terjadi :Di tengah perubahan iklim yang makin nyata, film ini menjadi pengingat bahwa jika kita terus merusak alam, kita sendiri yang akan merasakan akibatnya. "Bumi bukan warisan nenek moyang, tapi titipan anak cucu."
Lebih seringnya adanya film yang serupa dengan film bencana ini, justru mengajak kita berpikir tentang masa depan bumi, hubungan manusia sampai batas antara teknologi dan kemanusiaan. Pilihannya : tetap menunda atau mulai berubah.
FAI (32)

