Mobil hancur terkena serangan udara Israel di barat Kota Gaza, Sabtu (13/12/2025) di tengah gencatan senjata Israel-Hamas (EPA/Saudi Gazette)
Israel menyatakan bahwa mereka telah menewaskan seorang komandan senior Hamas, dalam serangan udara yang menargetkan sebuah kendaraan di dalam Kota Gaza.
Media siar Saudi Gazette melaporkan (14/12), militer Israel dan agen keamanan Shin Bet mengklaim berhasil mengeliminasi kepala produksi persenjataan sayap militer Hamas Brigade Qassam, yakni Raed Saad.
Saad dianggap salah satu tokoh militer Hamas paling menonjol di Gaza dan memainkan peran kunci dalam mengawasi pembuatan serta penyebaran senjata.
Menurut Israel, Saad memimpin beberapa brigade selama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap komunitas Israel di timur Kota Gaza, bertanggung jawab atas kematian banyak tentara Israel melalui perangkat ledakan.
Juru bicara Mahmoud Basal kepada BBC mengatakan bahwa beberapa pejalan kaki juga terluka dalam ledakan itu.
Seorang pejabat Hamas lokal menyebut Saad dan seorang pejabat lainnya, yang diidentifikasi sebagai Abu Imad al‑Laban, termasuk di antara yang tewas.
Saad diperkirakan menjadi anggota dewan kepemimpinan militer Hamas yang baru dibentuk lima orang setelah gencatan senjata Oktober. Pejabat Israel mengatakan ia telah menjadi target selama lebih dari dua dekade.
Salah satu upaya paling signifikan terjadi pada Maret 2024, ketika pasukan Israel melakukan operasi mendadak di Kota Gaza untuk menangkapnya; saat itu sumber menyebutkan Saad berada di dalam kompleks namun meloloskan diri sesaat sebelum penyerangan.
Serangan pada hari Sabtu terjadi di sisi Palestina yang dikontrol, yang disebut Garis Kuning, yang telah membagi Gaza sejak gencatan senjata yang dipimpin AS dan diberlakukan pada 10 Oktober.
Pasukan Israel saat ini menguasai area di sebelah timur garis, mencakup sedikit lebih dari setengah wilayah Gaza. Pembunuhan ini terjadi ketika perhatian beralih ke fase berikutnya dari rencana 20 poin Presiden AS Donald Trump yang mencakup pelusutan (disarmament) persenjataan Hamas dan pengaturan pemerintahan transisi bagi Gaza.
Rencana itu mengusulkan pasukan stabilisasi internasional dan, pada akhirnya, pengembalikan kontrol kepada Otoritas Palestina yang direformasi, diikuti penarikan Israel.
Usulan ini tetap menuai kritik terutama bagu Israel di mana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berulang kali menolak pembentukan negara Palestina. Trump pun dikabarkan akan membahas rencana ini dengan Netanyahu di Washington pada 29 Desember.
Sejak 2023, kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas melaporkan lebih dari 70.000 warga Palestina tewas dalam operasi militer Israel. (ALR-26)
