Jurnalkitaplus - Seorang penerima beasiswa MacArthur tahun 2016, Gene Luen Yang, ketika berbicara di TEDxTalk mengisahkan momen dirinya kelas lima. Ia membeli majalah DC Comics Presents edisi 57, dari rak di toko buku lokal. Dan komik itu mengubah hidupnya.
Gene langsung menyukai komik pada pandangan pertama. Namun, ia tidak pernah membawanya ke sekolah. Secara naluriah dirinya tahu bahwa komik tidak pantas ada di kelas.
Gene menjadi kartunis yang karyanya diterbitkan. Ia mencari nafkah dengan menulis, menggambar komik, juga menjadi guru SMA tepatnya Bishop O'Dowd High School, Oakland, California.
Ia ingat betul saat memberitahu murid-muridnya di hari pertama setiap kelas, bahwa dirinya juga seorang kartunis. Dengan harapan komik membuat mereka berpikir Gene Luen Yang keren.
Nyatanya ia salah. Murid-murid menganggap Gene agak culun. Mereka akan mengangkat tangan dan bertanya hal-hal seperti, "Pak Yang, menurut Anda siapa yang akan menang dalam pertarungan: Superman atau Hulk?"
Sepertinya naluri Gene saat kelas lima benar: komik tidak pantas ada di kelas. Tapi ternyata ia salah lagi.
Kisah Gene lebih lanjut diilustrasikan dalam Ted-Ed "How comic books can help you learn", Selasa (2/12/2025). Pada suatu semester, Gene diminta menggantikan kelas Aljabar.
Masalahnya, setiap beberapa minggu, ia harus absen 1 atau 2 periode pelajaran. Dalam upaya memberikan semacam konsistensi bagi murid-murid, Gene mulai merekam dirinya sendiri sedang mengajar.
Ia mencoba membuat video-video ini semenarik mungkin. Rupanya video ceramah ini adalah bencana, ada murid yang mendatangi Gene dan berkata, "Pak Yang, kami pikir Anda membosankan secara langsung, tapi di video Anda bener-bener ngebosenin banget."
Sebagai upaya putus asa kedua, kata Gene, ia menggambar materi pelajaran tersebut dalam bentuk komik. Di luar dugaan, komik ini sukses besar.
Murid-murid meminta Gene membuat komik untuk mereka, bahkan ketika ia bisa hadir mengajar secara langsung. Sepertinya mereka lebih menyukai saya versi kartun daripada saya yang asli, kata Gene.
Gene mengaku mulai memahami potensi edukasi dari komik. Komik mengajar secara visual sedangkan murid-murid kita tumbuh dalam budaya visual. Jadi, mereka terbiasa menerima informasi dengan cara itu.
Komik yang isinya baik masa lalu, masa kini, dan masa depan duduk berdampingan di halaman yang sama. Bagi Gene artinya laju aliran informasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
Ketika murid-muridnya tidak memahami sesuatu di komik pelajaran Gene, mereka bisa membaca ulang bagian itu secepat atau selambat yang mereka butuhkan.
Komik pertama kali menjadi media massa pada tahun 1940-an dengan jutaan eksemplar terjual setiap bulan. Banyak guru inovatif mulai membawa komik ke kelas mereka untuk bereksperimen.
Tapi kemudian muncul pria ini.
Dia adalah psikolog anak Dr. Fredrick Wertham, dan pada tahun 1954, dia menulis buku berjudul Seduction of the Innocent, di mana dia berargumen bahwa komik menyebabkan kenakalan remaja.
Dia salah.
Pada tahun 1940-an dan 50-an hampir setiap anak di Amerika membaca komik. Dr. Wertham cukup meragukan dalam membuktikan, tetapi bukunya menginspirasi Senat Amerika Serikat untuk mengadakan serangkaian dengar pendapat untuk melihat apakah, pada kenyataannya, komik menyebabkan kenakalan remaja.
Dengar pendapat ini berlangsung selama hampir dua bulan. Mereka berakhir tanpa kesimpulan pasti, sebelum menimbulkan kerusakan reputasi komik besar-besaran di mata publik Amerika.
Baru pada tahun 1970-an beberapa orang pemberani mulai kembali memasukkan komik ke ranah edukasi, dan baru-baru ini, mungkin dalam satu dekade terakhir, komik diterima secara lebih luas di kalangan pendidik Amerika. Dan ini bahkan terjadi di Bishop O'Dowd, tempat Gene dulu mengajar.
Pak Smith, salah satu mantan kolega Gene, menggunakan buku Understanding Comics karya Scott McCloud di kelas sastra dan filmnya. Pak Burns menugaskan esai komik kepada murid-muridnya setiap tahun dengan meminta mereka mengolah novel prosa menggunakan gambar. Dan Bu Murac menggunakan buku Gene sendiri, American Born Chinese, dengan murid-murid kelas satu bahasa Inggrisnya.
Bu Counts di perpustakaan telah membangun koleksi novel grafis yang cukup mengesankan Bishop O'Dowd.
Sebuah artikel School Library Journal menyatakan kehadiran novel grafis di perpustakaan meningkatkan penggunaan sekitar 80%, dan meningkatkan sirkulasi materi non-komik sekitar 30%.
Kartunis Amerika kini memproduksi konten yang secara eksplisit lebih mendidik untuk pasar K-12 (TK sampai SMA) daripada sebelumnya.
Semakin banyak komik dan novel grafis mulai membahas topik matematika dan sains. Komik dan novel grafis STEM benar-benar seperti wilayah yang belum dipetakan: siap untuk dijelajahi.
Negara Amerika sendiri akhirnya menyadari fakta bahwa komik pantas masuk dalam kotak peralatan setiap pendidik.
Kemendikdasmen membuka buku cerita yang bisa diakses pelajar dan pendidik di https://buku.kemendikdasmen.go.id/katalog/princess-in-the-forest
Potensi edukasi sudah ada, tinggal menunggu dimanfaatkan orang-orang kreatif seperti Sobat. (ALR-26)
