Jurnalkitaplus - Dispute yang jauh lebih serius muncul dari kasus dugaan korupsi di Bank BJB. RK berkelit dengan tameng "Tidak Tahu dan Tidak Menerima Laporan" terkait pengadaan iklan dari Direksi BJB. Sebuah upaya standar pejabat untuk mencuci tangan dari tanggung jawab.
Namun, KPK kembali menyentak dengan pukulan telak: KPK punya keterangan saksi lain!
"Dari saksi lain juga sudah menyampaikan, tentu ada laporan juga yang disampaikan ya dari pihak BJB kepada Kepala Daerah pada saat itu," tegas Juru Bicara KPK.
Ini bukan sekadar laporan di atas kertas. KPK mengungkap adanya pengelolaan dana non-bujeter (dana di luar anggaran resmi) oleh Corporate Secretary BJB yang berasal dari anggaran iklan. Metode Follow The Money yang diterapkan KPK telah berhasil mencatat dan mengamankan bukti transfer aliran dana tersebut.
KREDIBILITAS DI UJUNG TANDUK
Perbedaan keterangan yang saling bertolak belakang ini menempatkan kredibilitas seorang tokoh publik, RK, di ujung tanduk. KPK tidak main-main. Mereka tidak hanya mengandalkan omongan saksi, tetapi juga dokumen, barang bukti elektronik, dan bukti aliran uang.
Narasi pribadi RK telah dipecah oleh bukti-bukti nyata yang dipegang penyidik. Kini, tugas KPK adalah membuktikan ke mana muara dana non-bujeter BJB mengalir, dan apakah benar klaim "dana pribadi" untuk Mercy dan Moge itu hanyalah kedok untuk menutupi "dana haram" yang sedang dilacak.
Rakyat menanti kejelasan. Jika KPK gagal, publik akan percaya narasi RK. Jika KPK berhasil, tabir kebohongan seorang elite akan terbuka lebar, dan dampaknya jauh lebih besar dari sekadar skandal kendaraan mewah. (FG12)

